Kakak Kelas Ustad Abdul Somad Tegaskan Pancasila adalah Darussalam

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Para kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diserukan untuk tidak takut membela Pancasila. Karena membela Pancasila adalah memperjuangkan nilai-nilai Islam.

Itu disampaikan Ketua DPP Baitul Musliman Indonesia (Bamusi) PDIP, Zuhairi Misrawi saat konsolidasi partai di Kisaran, Kabupaten Asahan, Minggu (16/12). Acara itu dihadiri lebih dari seribu pengurus ranting PDIP hingga cabang dari empat kabupaten. Asahan, Tanjung Balai, Batubara, dan Labuhan Batu Utara.

Dalam sambutannya dia bercerita, pada 1935, 10 tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya di Banjarmasin, Nahdatul Ulama (NU) menggelar Muktamar di Banjarmasin. Bung Karno pun hadir di acara itu. Kepada para ulama, kemudian Ia meminta agar NU memikirkan seperti apa bentuk Indonesia kalau sudah merdeka.

“Hasilnya adalah para ulama mengatakan, kalau merdeka, kita jadikan Indonesia sebagai Darussalam, sebagai ‘surga’. Bukan negara Islam,” kata Zuhairi yang juga caleg DPR-RI dapil DKI Jakarta 2 itu.

Karena menurutnya, negara yang damai adalah negara yang menghargai keberagaman. Seperti Pancasila yang menjadi pemersatu beragamnya warga Indonesaia.

“Jadi Pancasila adalah Darussalam, Pancasila adalah ‘surga’ bagi kebhinekaan, yang nilai-nilai utamanya adalah membangun persaudaraan,” ujar Zuhairi.

Mengetahui kisah itu pula yang membuat Zuhairi yang mengaku sebagai kakak kelas Ustad Abduln Somad itu memilih bergabung dengan PDIP sejak lulus dari Universitas Al Azhar, Mesir.

“Saya ini kakak kelasnya Ustaz Abdul Somad. Saya aktivis Nadhatul Ulama. Saya cinta dengan partai ini, saya sayang dengan partai ini, karena partai ini menjaga Pancasila,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, dia juga meminta agar para kader PDIP, khususnya di empat kabupaten itu, tak khawatir untuk terus memperjuangkan tegaknya nilai Pancasila. Sebab Bung Karno menjadikan Islam Kebangsaan sebagai kekuatan mempertahankan Islam di Indonesia.

“Jangan khawatir, jangan mundur selangkah, karena yang kita perjuangkan adalah memperjuangkan ‘surga’, memperjuangkan Islam, yaitu tegaknya nilai-nilai Pancasila di Indonesia ini,” ujarnya.

Dijelaskannya, Bung Karno mendorong Islam berkebudayaan. Sebab takdir bangsa Indonesia adalah kebhinekaan dan keragaman. Di Islam sendiri, ada NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, dan Persis. Bung Karno dekat dengan semua kelompok itu.

(gwn/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *