Berita : Ingatkan Nahdliyin agar Menjadi Umat Islam yang Tetap Indonesia

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Ribuan orang mengikuti peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) di lapangan PWNU Jatim tadi malam. Dalam acara tersebut, pimpinan NU Jatim mengajak umat Islam, khususnya warga NU, untuk bersatu membangun negeri.

Ketua PW NU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, sejak lahir, NU turut membangun bangsa Dengan NU, Indonesia semakin sejuk, damai, dan bersatu. “NU selalu konsisten menjaga negeri,” terangnya.

Dalam harlah NU tersebut, Marzuki mengatakan, sejak berdiri hingga kini, NU tetap konsisten mengajarkan Islam yang ramah. Yakni, Islam yang ramah lingkungan dan budaya. Sejak Wali Sanga, penyebaran Islam di Indonesia tidak pernah bertentangan dengan masyarakat. Sebab, selalu dikedepankan penyebaran agama yang tidak bertentangan dengan budaya dan tradisi. Kondisi itu membuat masyarakat membuka tangan dengan lebar.

Melalui peringatan harlah, Marzuki kembali mengingatkan warga nahdliyin agar menjadi umat Islam yang tetap Indonesia. Indonesia yang tetap Islam. “Ayam kalau disembelih dengan membaca bismillah sudah halal. Mau nanti dijadikan kare atau geprek. Tidak harus dimasak kebuli dengan cara Arab,” tuturnya.

Dengan konsep Islam yang membangun negeri, Indonesia akan menjadi negeri yang mandiri, yang berkarakter. Itu bisa memengaruhi negara dan bangsa lain.

Rais Syuriah PW NU Jatim KH Anwar Manshur menjelaskan bahwa NU akan mendapat tantangan lebih berat bila dibandingkan dengan saat awal berdiri. Sebab, saat ini sudah banyak yang terang-terangan melemahkan NU. Kalau dulu para pendahulu NU bertempur lewat darat saja, kini “peperangan” juga lewat dunia maya.

Karena itu, Anwar meminta warga nahdliyin tetap solid, sabar, dan ikhlas untuk tetap membesarkan NU. Meski banyak warga yang memiliki pilihan berbeda saat mendekati pemilu, warga nahdliyin harus tetap bersatu.

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak yang hadir dalam harlah mengapresiasi NU. Sebab, NU menjadi salah satu organisasi yang konsisten menolak radikalisme di Indonesia. “Saat ini radikalisme juga menjadi musuh besar bagi negara,” tuturnya.

Dia pun meminta NU, khususnya PW NU Jatim, untuk selalu memberikan masukan kepada Pemprov Jatim. Khususnya jika mengetahui adanya gerakan radikalisme yang merusak keutuhan bangsa. Jika mengetahui sekolah, guru, atau kegiatan yang mengarah ke radikalisme, warga NU bisa memberikan masukan dan informasi. 

Editor           : Ilham Safutra
Reporter      : (elo/c10/git)

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *