Internasional : Gelombang Baru Tekanan AS terhadap Venezuela; Intensifikasi Perang Ekonomi
Amerika Serikat memboikot perusahaan minyak dan gas nasional sebagai kelanjutan kebijakan permusuhannya terhadap Venezuela dan meningkatkan tekanan untuk menjatuhkan pemerintah Nicolas Maduro.
John Bolton, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putin mengatakan bahwa sanksi-sanksi ini menargetkan industri minyak dan gas Venezuela seraya menekankan bahwa akibat dari sanksi ini Amerika Serikat akan memblokir aset dari Perusahaan Minya dan Gas Nasional Venezuela (PDVSA) sebesar 7 miliar dolar.
Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat dan sekutunya telah mencoba menciptakan dua kutub kekuasaan di pemerintahan Bolivia dan Venezuela. Karena kedua negara ini menjadi simbol negara independen di Amerika Latin yang menjadi ujian bagi perubahan baru model perubahan rezim di kawasan dan sekarang mereka memiliki kesempatan untuk menguji proyek di Venezuela sebagai salah satu negara paling penting dan terkaya di Amerika Latin.
Bendera Amerika Serikat dan Venezuela
Krisis politik di Venezuela telah meningkat selama beberapa minggu terakhir dengan dimulainya masa jabatan presiden Maduro yang kedua. Amerika Serikat dan sekutunya telah mengakui Juan Guaido, pemimpin oposisi sebagai Presiden Venezuela dan berusaha menggulingkan pemerintah sayap kiri Maduro dengan dukungan keuangan dan politiknya.
Dalam hal ini, sanksi berat telah diberlakukan untuk memotong sumber daya keuangan Maduro dan untuk meningkatkan tekanan pada masyarakat. Tindakan AS terhadap Venezuela dilakukan ketika Nicolas Maduro, Presiden Venezuela telah lama memperingatkan terhadap kebijakan anti-Venezuela Washington dan peluncuran perang dagang terhadap negara ini. Washington telah menjatuhkan sanksi pada Venezuela dalam beberapa tahun terakhir dan penerapan kebijakan ini telah memberikan tekanan ekonomi pada Caracas.
Namun, Nicolas Maduro telah berhasil mengendalikan kondisi ekonomi dengan meningkatkan tingkat kemitraan ekonomi dengan negara-negara seperti Rusia dan Cina serta menerapkan program-program ekonomi, tetapi meningkatnya inflasi, kurangnya barang-barang pokok dan obat-obatan dan meningkatkan kemiskinan, ketidakpuasan memberi alasan kepada lawan-lawannya untuk mencapai tujuan mereka di Venezuela.
Alfred de Zayas, mantan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 28 Januari dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Independen menyinggung bahwa sanksi abad ke-21 berusaha tidak hanya menghancurkan sebuah kota, tetapi juga untuk menundukkan negara-negara. Ia mengatakan, “Sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela adalah ilegal dan menurut hukum internasional adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan.” Bahkan, sanksi-sanksi ini telah merusak perekonomian negara dan menghancurkan rakyat Venezuela.”
Alfred de Zayas, mantan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa
Sekarang, AS kembali mendorong sanksi untuk menekan Maduro dan ekonomi Venezuela. Faktanya, Washington berusaha meningkatkan tekanan pada Venezuela dengan menutup aliran pendapatannya dan memblokir asetnya. Maduro mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa Amerika Serikat bertekad untuk terus mencuri pipa minyaknya dari kilang minyak Sitogo Venezuela. Tetapi kami akan menerapkan semua prosedur peradilan, politik, operasional dan komersial untuk melindungi kepentingan Venezuela di Amerika Serikat.
Meskipun Washington berusaha untuk menggunakan semua opsi untuk mencapai tujuannya melawan Caracas, Maduro sekali lagi menekankan pada dialog nasional tentang menentang kebijakan bermusuhan Washington dan membela cita-cita anti-kolonial Chavez.