Soal Senjata Nuklir, Indonesia Minta Bantuan Ini ke Rusia

WikimedanSoal Senjata Nuklir, Indonesia Minta Bantuan Ini ke Rusia. Pemerintah Indonesia meminta dukungan Rusia supaya dapat memastikan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir. Permintaan itu dilakukan dengan aksesi protokol traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (Perjanjian SEANWFZ).

Seluruh negara anggota ASEAN pada 1995 telah menandatangani traktat SEANWFZ. Negara yang menandatangani perjanjian itu tidak dapat mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir. Termasuk menguji atau menggunakan senjata nuklir.

Namun, ASEAN ingin memperluas kesepakatan itu supaya negara-negara lain tidak menggunakan senjata nuklir di kawasan. Khususnya negara-negara yang boleh punya maupun mengembangkan senjata nuklir seperti Prancis, China, AS, Inggris, dan Rusia, sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian non-proliferasi senjata nuklir 1 Juli 1998.

Kendati begitu, belum ada satu pun dari lima negara tersebut yang mau meneken kesepakatan SEANWFZ. Oleh sebab itu, Indonesia selaku pemegang keketuaan ASEAN saat ini mengandalkan Rusia menyepakati protokal SEANWFZ.

Hal ini pun telah disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Jakarta, Kamis (13/7/2023). Menurutnya Rusia terus mendukung ASEAN sebagai kawasan yang inklusif.

Pasang Iklan Disini

“Rusia juga mendukung sentralitas ASEAN dalam membangun arsitektur kawasan yang inklusif,” ujar Retno dikutip Sabtu (15/7/2023).

Rusia diketahui merupakan kekuatan senjata nuklir terbesar di dunia. Saat ini, retorika perang nuklir kembali ditingkatkan oleh Moskow kepada negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) sebagai dampak dari perang di Ukraina.

Di sisi lain, tetangga RI di Selatan, Australia, dilaporkan telah membuat kapal selam bertenaga nuklir untuk kepentingan militernya. Kapal selam itu dirancang dalam kerangka aliansi pertahanan AUKUS bersama AS dan Inggris.

Poin lain yang dibahas Menlu Retno dan Rusia adalah pentingnya kerja sama penguatan ketahanan pangan. Diketahui, krisis pangan mulai mengintai setelah Moskow mengindikasikan tidak akan melanjutkan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, yang merupakan kesepakatan yang mengizinkan ekspor bahan pangan dari wilayah Ukraina dan Rusia di tengah peperangan yang terjadi

Dari pertemuan ini, Menlu Retno menjabarkan bahwa RI bersama ASEAN dan Rusia telah mengadopsi join statement antara kedua negara dalam momen 5 tahun ASEAN-Russia Strategic Partnership.

“Pertemuan PMC dengan Rusia mengadopsi Joint Statement of ASEAN-Russia Foreign Minister on the occasion of 5th anniversary of ASEAN-Russia strategic partnership.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230715080417-4-454538/soal-senjata-nuklir-indonesia-minta-bantuan-ini-ke-rusia

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *