Berita Nasional

Soal Atlet Judo Berhijab, Arzeti Bilbina Beri Saran Ini

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Miftahul Jannah, atlet blind judo asal Aceh, didiskualifikasi dalam laga Asian Para Games 2018. Peristiwa tersebut menimbulkan keprihatinan banyak pihak. Salah satunya aktris Arzeti Bilbina yang juga anggota Komisi X DPR.





Arzeti menghargai pilihan Miftahul Jannah, tidak melanjutkan pertandingan.





“Ada dua hal yang disikapi dari kejadian ini. Pertama soal regulasi yakni aturan Federasi Judo yang melarang penggunaan jilbab saat bertanding, karena akan terdapat pitingan dan rangkulan yang bisa membahayakan atlet berhijab,” kata Arzeti, Selasa (9/10).





Sedangkan yang kedua tentang prinsip, sikap dan keyakinan. Atlet berjilbab meyakini bahwa jilbab adalah syariat yang dijunjung tinggi di atas segalanya. Meskipun lepas jilbab dalam judo hanya dilakukan di atas matras, tetap saja itu menjadi tindakan yang menyalahi syariat untuk menutup aurat.





“Saya sangat respek dan bangga dengan sikap Miftahul Jannah. Ia tetap sosok yang hebat di mata kita semua dan juga agama,” sambungnya.





Caleg DPR RI, Dapil Jatim I, Surabaya dan Sidoarjo ini menyarakan, perlu adanya sebuah riset atau studi lebih lanjut mengenai regulasi atau aturan atlet yang mengenakan jilbab dalam olahraga judo. Sejauh mana resiko terjerat jilbab terjadi dalam judo.






“Harus ada terobosan tentang busana muslimah untuk atlet Judo, sebagaimana dalam olahraga renang.  






Arzeti juga mengungkapkan, menjadi hak semua masyarakat untuk menjadi atlet apapun, baik yang mengenakan hijab atau pun yang tidak. Ini sejalan dengan prinsip olahraga yang harus dijunjung tinggi yakni sportifitas dan fair play. 





“Momentum Asian Para Games 2018 di tanah air ini harus ditekan untuk tidak ada driskriminasi termasuk urusan jilbab. Tetapi harus dilihat secara komprehensif antara regulasi dan resiko-resiko yang ada di lapangan untuk kebaikan para atlet yang berlaga,” tegasnya.





Seperti diketahui, Miftahul Jannah seharusnya tampil dalam laga perdananya melawan wakil Mongolia, Gantulga Oyun dalam kelas 52 KG di Ji Expo, Kemayoran Jakarta Pusat, Senin (8/10) kemarin. Namun, dia terpaksa di diskualifikasi oleh wasit yang menganut pada aturan pertandingan yang melarang atlet mengenakan jilbab dengan alasan keselamatan si atlet sendiri dan juga federasi olahraga tersebut. 





(jpg/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *