Minyak Mentah Pulih Dari Terendah Setelah Ketegangan Timur Tengah Meningkat
Permintaan minyak mentah global terpantau
mengalami kenaikan yang moderat dan memantul dari level paling rendah yang
tercetak bulan November lalu. Saat ini minyak mentah menguat menuju ke
level harga 55,60 saat sesi Asia berlangsung di hari Jumat (24/1). Beberapa
kombinasi faktor global memberikan keuntungan besar bagi pergerakan harga
minyak beberapa waktu terakhir.
Tingkat pasokan minyak mentah di Amerika Serikat
semalam dilaporkan mengalami penurunan yang cukup suram. Namun sayangnya saat
ini tolak ukur energi harus menghadapi tantangan seperti permintaan yang
dikhawatirkan mengalami perlambatan. Selain itu produksi global yang terancam
berhenti turut menjadi beban tersendiri. Tapi kekacauan di kawasan Timur Tengah
akan terus menjadi pendorong yang membuat minyak mentah menguat.
Saat ini para pelaku pasar dan investor global
sedang ketakutan atas ancaman penghentian pasokan minyak mentah di dunia. Kemarin
dilaporkan bahwa Khalifa Haftar Libya menyampaikan peringatan untuk menyasar
pesawat sipil karena dianggap musuh. Tujuannya adalah untuk membunuh komandan
pengganti di Iran yang sebelumnya tewas yaitu Soleimani.
Konflik yang terjadi antara Amerika Serikat
dengan Timur Tengah juga menjadi sorotan para pedagang. Dilaporkan dari wakil
khusus AS dan Suriah bahwa negosiasi mengenai penarikan militer dari Irak harus
meliputi segala jenis bantuan.
Selain masalah Timur Tengah, kemarin juga
dilaporkan bahwa Brasil akan menjalin kerjasama dengan OPEC mengenai
minyak mentah. Saat ini juga meluas spekulasi bahwa produsen minyak global
enggan untuk memberikan dukungan pemotongan produksi lebih besar lagi.
Selanjutnya tantangan minyak mentah menguat
hari ini adalah beberapa rilis data ekonomi dari Amerika Serikat dan kawasan
Euro serta Inggris. Data-data ekonomi itu akan menjadi katalis penggerak bagi
minyak mentah global hari ini.