Erick Ngeluh: Laba BUMN Sangat Kecil, Ada Pemborosan
Wikimedan.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut laba yang dikumpulkan oleh perusahaan pelat merah sangat kecil nilainya, yakni mencapai Rp 40 triliun, dibanding dengan pendapatan yang bisa mencapai Rp 1.900 triliun.
Erick menyebut rendahnya laba bersih ini jika dibanding dengan pendapatan disebabkan karena ada pemborosan di komponen biaya perusahaan, seperti dalam anggaran belanja modal (capital expenditure/capex).
“Tapi kalau, mohon maaf, saya bekas swasta, dari Rp 1.900 triliun, bottom line Rp 40 triliun, itu laba bersih sangat amat kecil, berarti ada pemborosan yang luar biasa di tengah, di capex,” kata Erick dalam Indonesia Human Capital Summit 2021, Selasa (16/11/2021).
Nilai Rp 40 triliun tersebut merupakan target laba bersih yang diharapkan bisa dicapai tahun ini, di mana separoh tahun ini BUMN tercatat sudah membukukan laba bersih senilai Rp 26 triliun.
Target ini menjadi sangat tinggi dibanding dengan capaian BUMN pada 2020 lalu yang hanya bisa membukukan laba konsolidasi Rp 13 triliun saja.
Sejak menjabat sebagai menteri, Erick memang tengah mendorong BUMN agar bisa menjalankan bisnisnya sesuai dengan fokus bisnisnya masing-masing. Hal ini dilakukan salah satunya agar BUMN bisa berkontribusi positif kepada pendapatan negara, salah satunya melalui dividen.
Selama pandemi ini, dia berkali-kali menyebut bahwa 90% BUMN terkena dampak negatif dari pandemi sehingga tak besar nilai dividen yang bisa diberikan. Namun kali ini dia menargetkan agar perusahaan pelat merah bisa menyetorkan dividen dari laba bersih perusahaan BUMN lebih besar mulai tahun depan.
Setidaknya nilai dividen yang bisa disetorkan ini kembali ke nilai setoran sebelum pandemi sebesar Rp 43 triliun.
“Dividen yang kita diharapkan di tahun depan diusahakan balik pada saat sebelum Covid, yang waktu itu kalau tidak salah Rp 43 triliun,” kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).
Adapun setoran dividen BUMN dari kinerja tahun lalu hanya mencapai Rp 26 triliun, padahal sebelumnya ditargetkan sebesar Rp 43 triliun.
Dalam kesempatan sebelumnya, Erick menyampaikan bahwa target setoran dividen atas laba bersih perusahaan BUMN tahun ini (atas laba 2020) adalah sebesar Rp 30-35 triliun.
Jumlah target setoran dividen ini turun dari target semula Rp 40 triliun seiring dengan dampak pandemi yang membuat kondisi BUMN banyak yang merana dan mengalami penurunan kinerja. Untuk dividen tahun lalu atas laba 2019, Erick menyampaikan jumlahnya sebesar Rp 43 triliun.