Bukan Menolak Benih Taiwan, Petani Bawang Putih Khawatir Musim Kemarau

Pasang Iklan Disini

Wikimedan Cuaca ekstrem di sejumlah daerah membuat para petani bawah putih kesulitan. Salah satunya di kawasan Lereng Gunung Sumbing, Jawa Tengah.

Panen mereka kurang maksimal sebagaimana biasanya. Sekalipun telah menggunakan bibit jenis Great Black Leaf (GBL) yang direkomendasikan pemerintah.

“Karena tanamnya di musim kemarau kurang air, jadi hasilnya juga gak maksimal,” ujar Ketua Kelompok Tani Tunas Muda Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Magelang, Wiwin Suheri.

Wiwin membantah bila petani menolak benih impor asal Taiwan tersebut. “Kami lagi menunggu cuaca bagus. Bukan menolak tanam benih GBL atau kareana benihnya jelek, lebih ke cuaca,” jelas dia.

Wiwin menambahkan jika benih GBL asal Taiwan ditanam di musim penghujan seperti sekarang, hasilnya sangat bagus. “Kemarin-kemarin itu yang tanam dengan sprinkle dan cukup air hasilnya juga bagus kok. Yang hasilnya kurang bagus itu yang kekurangan air dan kurang dirawat saja”, kata Wiwin.

Petani bawang putih Desa Balesari, Bansari, Temanggung, Supriyanto, mengaku terkejut dengan pemberitaan media yang menyebut kegagalan panen di daerahnya karena benih asal Taiwan.

“Dulu kami beli benihnya di pasar. Memang yang kami tanam sebagian ngumbi sebagian nggak. Yang nggak ngumbi itu kayaknya kecampuran bawang konsumsi asal Cina. Ditambah lagi dengan kurangnya penyiraman air dan struktur tanah di daerah kami yang berpasir,” ungkap dia.

Selama ini, kata Supriyanto, pihaknya lebih banyak menanam benih lokal. “Tapi tidak berarti menolak benih GBL asal Taiwan,” jelas dia.

Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Yoga Susilo, saat dikonfirmasi menyatakan hasil panen petani dengan bebih GBL cukup bagus.

“November lalu, kami berkunjung ke petani, panennya sekitar 11,04 ton per hektar,” jelas Yoga.

“Artinya benih jenis tersebut sangat cocok ditanam, dan hasilnya cukup bagus, bahkan melampaui produktivitas nasional bawang putih yang hanya sekitar 9,1 ton per hektar,” pungkas Yoga yang mengaku terjun langsung saat mengukur ubinan.

(yes/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *