Cryptocurrency

3 Gubernur BI Berganti, Rp 1.000 Jadi Rp 1 Tidak Juga Terjadi

Indodax


Wikimedan.com – 3 Gubernur BI Berganti, Rp 1.000 Jadi Rp 1 Tidak Juga Terjadi. Rencana redominasi rupiah sudah direncanakan jauh-jauh hari. Namun, hingga kini masih menjadi wacana yang dilakukan oleh banyak Gubernur Bank Indonesia (BI). Terbaru, Gubernur BI Perry Warjiyo kembali mengangkat isu ini.

Perry mengatakan sudah banyak kajian dan pandangan terkait dengan redenominasi, termasuk dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). “Dari sisi ekonominya, ada banyak manfaat dari redenominasi terutama masalah efisiensi,” ungkap Perry belum lama ini.

“Jangan dilakukan pada saat krisis atau panas badan. Kalau lagi kuat dan tenang baru diajukan,” tegas Perry.

Perry, yang juga ketua umum ISEI, mengungkapkan mendukung upaya dan keputusan pemerintah soal redenominasi itu.

Bank Indonesia sebelumnya meluncurkan beberapa uang baru yakni pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Namun saat uang itu diterawang, di bagian depan dan belakang, maka gambar pahlawan akan saling isi dengan nominal rupiah tanpa tiga nol di belakangnya.

Melansir Detikcom, wacana serupa sempat muncul ketika Darmin Nasution sebagai Pjs Gubernur BI sekitar tahun 2010 lalu.

Darmin menyebut akan menyelesaikan studi dan kajian redominasi, yang direncanakan pada awal 2011 lalu.

Dia juga menyebut jika proses lancar, maka proses redenominasi akan tuntas pada 2022, melihat proses seperti ini memakan waktu hingga 10 tahun. Namun hingga masa jabatan Darmin habis pada 2013, wacana itu tidak lagi ramai.

Hingga wacana itu kembali muncul ketika era Agus Martowardojo yang menjabat sebagai Gubernur BI. Namun hingga akhir dia menjabat redenominasi juga tidak masuk Prolegnas.

Meski wacana redenominasi Rupiah ini kembali muncul dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020 – 2024. Dalam PMK itu penyederhanaan nominal Rupiah masuk dalam salah satu RUU Prolegnas jangka menengah tahun 2020 – 2024.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *