Setelah Berhenti Merokok, Apakah Saya Masih Berisiko Kena Kanker Paru?
[ad_1]
Rokok adalah faktor risiko utama dari kanker paru. Perokok aktif lebih berisiko tinggi terkena penyakit mematikan yang satu ini daripada perokok pasif. Sekarang yang jadi pertanyaannya, apakah Anda masih dihantui oleh risiko kanker paru bahkan setelah berhenti merokok?
Risiko kanker paru menurun drastis setelah berhenti merokok
Setelah berhenti merokok, ada banyak perubahan positif yang akan terjadi pada tubuh. Salah satunya ialah peningkatan fungsi paru-paru. Anda tidak akan lagi merasa sakit saat bernapas dalam-dalam. Selain itu, saat berhenti merokok risiko serangan jantung dan stroke juga menurun terutama setelah dua hingga tiga tahun. Lantas, bagaimana dengan kanker paru?
Dikutip dari OncoLink, setelah berhenti merokok maka risiko Anda untuk terserang kanker paru dan penyakit lain akibat rokok akan menurun dan terus berkurang. Dibutuhkan sekitar 10 tahun tanpa rokok untuk menurunkan risiko kanker paru-paru sebesar 50 persen.
Terlebih setelah 15 tahun berhenti merokok maka risiko Anda untuk terserang kanker paru-paru hampir serendah orang yang tidak pernah merokok dan tidak menghirup asapnya.
Namun, bukan berarti Anda terbebas sepenuhnya
Namun perlu diingat, risiko kaner parunya tidak hilang sama sekali meski Anda sudah berhenti merokok sejak lama. Pasalnya, tubuh sudah telanjur terpapar rokok dalam waktu lama sehingga efek efek racun rokok tetap berkembang di dalam tubuh Anda.
Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan pada 600 orang yang dirujuk untuk operasi kanker paru. Dari semua pasien, 77 persennya adalah mantan perokok dan hanya 11 persen saja yang masih merokok. Hasil penelitian tersebut berkesimpulan bahwa pasien yang didiagnosis kanker paru rata-rata telah berhenti merokok selama 18 tahun.
Dengan begitu, berhenti merokok hanya menurunkan risiko saja tetapi tidak serta merta membuat Anda terbebas kemungkinan menderita kanker paru.
Apa yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko kanker paru?
Perokok memang tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang kanker paru. Akan tetapi, Anda bisa menurunkan risikonya dengan melakukan skrining. Dikutip dari Verywell Health, skrining kanker paru dapat membantu menurunkan tingkat kematian sebesar 20 persen di Amerika Serikat.
Anda perlu melakukan skrining kanker paru, jika:
- Sudah menjadi perokok aktif dengan menghabiskan dua bungkus per hari selama 15 tahun.
- Berada di usia 55 hingga 80 tahun.
- Masih merokok atau telah berhenti dalam 10 tahun terakhir.
- Cukup sehat untuk menjalani operasi jika ditemukan kelainan.
Namun, bagaimana jika seseorang tidak memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan? Anda tetap perlu memeriksakan diri ke dokter dan melakukan skrining kanker paru meski tidak memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan. Apalagi pada Anda yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru seperti memiliki riwayat keluarga yang pernah memiliki kanker.
Dengan melakukan skrining, dokter bisa mendeteksi gejala awal kanker paru dan segera melakukan tindakan sebelum sel kanker menyebar. Adapun berbagai gejala kanker paru yang perlu Anda waspadai yaitu:
- Batuk yang tidak kunjung sembuh.
- Batuk darah.
- Merasa sesak napas bahkan ketika sedang istirahat.
- Merasakan nyeri di dada.
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
- Suara serak.
- Badan lemas dan lemah.
- Suara napas mengi (bunyi seperti “ngik-ngik”).
Apapun gejala yang Anda rasakan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk dicari tahu penyebabnya. Jangan pernah menyepelekan tanda-tanda negatif yang diberikan tubuh jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.
Selain itu, ubah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup setiap harinya.
Baca Juga:
[ad_2]