Berita Nasional

Wiranto Beberkan Jenis Bantuan yang Jadi Prioritas Korban Gempa

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk menerima bantuan dari pihak luar negeri dalam menangani gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng). Namun tidak sembarang bantuan bisa masuk ke Indonesia.





Nantinya akan ada seleksi terlebih dahulu sesuai kebutuhan para pengungsi.





Menteri Kordinator Bidang Politik,Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang juga sebagai kordinator penanggulangan bencana Sulteng mengatakan, ada beberapa jenis bantuan yang dibutuhkan para pengungsi. Bantuan itu bisa berupa barang, alat maupun keahlian yang dapat difungsikan dalam keadaan tertentu.





“Bantuan itu bisa berwujud barang, alat bisa berwujud keahlian tertentu. Yang penting adalah time frame-nya tepat. Bantuan itu tepat waktu datangnya, sehingga saat dibutuhkan muncul nilai gunanya,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/10).





Mantan Panglima TNI itu menjelaskan bahwa bantuan yang sangat dibutuhkan yakni yang langsung dirasakan masyarakat. Seperti halnya transportasi untuk menyalurkan logistik.





Namun mengingat akses ke lokasi terdampak gempa masih sangat terbatas, maka bantuan transportasi udara sangat diprioritaskan.






“Kita tahu bahwa saat ini itu PLN mati. Kemudian BBM langka. Komunikasi seluler mati. Kemudian beberapa jalan darat putus. Sehingga yang paling efektif adalah bantuan cepat dari udara,” jelas Wiranto.






Namun pesawat yang dibutuhkan juga hanya kategori tertentu. Seperti tipe pesawat c-130, atau pesawat boeing tipe 737 seri 400/500. Hal itu disesuaikan dengan landasan pacu yang tersedia di Palu. Dari 2.500 meter yang ada, hanya 2.000 meter yang bisa di gunakan.





Selain itu bantuan lain menurut Wiranto yang dibutuhkan segera yakni berupa genset. Sebab masih banyak sekali daerah yang terisolir oleh listrik. Hal itu menyebabkan pasokan air bersih pun turut menipis, karena butuh listrik untuk menghidupkan pompa air.





“Kita juga meminta bantuan genset-genset kepada negara-negara donor itu. Kemudian juga foging. Ada jenis foging untuk menetralisir jenazah-jenazah yang terlambat dikubur yang bisa menimbulkan penyakit,” pungkasnya.





(sat/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *