WhatsApp akan Gulirkan Fitur Iklan, Kenyamanan Pengguna Dipertaruhkan?
Wikimedan – Desas-desus ihwal fitur iklan yang akan hadir pada platform instan messaging WhatsApp bisa jadi terwujud dalam waktu dekat. Soal iklan yang akan menghiasi layanan pesan singkat milik Facebook itu kemungkinan bakal berimbas pada kenyamanan pengguna.
Sebagaimana Wikimedan kutip dari laman USAToday, Sabtu (3/11), fitur iklan yang akan menghiasi layanan WhatsApp disebut merupakan cara Facebook memonetisasi WhatsApp dari penggunanya. Nantinya, iklan akan muncul pada fitur ‘Status’ WhatsApp.
Seperti diketahui, WhatsApp dibeli Facebook seharga USD 19 miliar pada 2014 lalu. Sejak saat itu beragam spekulasi muncul bahwa WhatsApp akan menjadi tambang uang baru bagi Facebook hingga akhirnya fitur iklan muncul.

Ilustrasi: Fitur Status WhatsApp yang akan menjadi tempat munculnya iklan. (WhatsApp/USAToday)
Menurut The Economic Times India, wakil presiden WhatsApp Chris Daniels mengungkapkan, perusahaan akan mulai memasang iklan di fitur ‘Status’ pada aplikasi tersebut. “Kami akan menempatkan iklan di ‘Status’. Itu akan menjadi mode monetisasi utama untuk perusahaan serta peluang bagi bisnis untuk menjangkau orang-orang di WhatsApp,” kata Daniels kepada wartawan di India, menurut laporan itu.
Fitur Status sendiri adalah fitur versi WhatsApp serupa Snapchat, Facebook atau Instagram Stories. Fitur ini merupakan posting cepat dan video yang hilang setelah 24 jam. Snapchat telah memungkinkan iklan untuk bermain di antara ‘Storiesnya’, sementara Instagram memungkinkan perusahaan untuk mensponsori ‘Stories’ dengan tulisan-tulisan yang menampilkan baris teks yang merupakan bagian dari ‘kemitraan berbayar’ dengan sponsor. Berikutnya WhatsApp yang menyusul.
Facebook sebelumnya pernah mengungkapkan pada Januari bahwa WhatsApp memiliki 1,5 miliar pengguna bulanan. Layanan ini gratis untuk semua orang sejak 2016 lalu. Daniels tidak mengatakan kapan iklan itu akan muncul. Sementara perusahaan sebelumnya mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa iklan di ‘Status’ akan muncul tahun depan.
Langkah Facebook untuk memonetisasi WhatsApp rupanya merupakan alasan salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, meninggalkan Facebook pada 2017. Dalam sebuah wawancara dengan Forbes pada September, Acton menjelaskan bagaimana dia menentang penempatan iklan ke layanan perpesanan yang dia buat. Sesuatu yang menurutnya tidak dibicarakan dengan baik bersama para petinggi Facebook, termasuk Mark Zuckerberg.
Bahkan, Acton menyebut bahwa ketika pergi meninggalkan Facebook, dia meninggalkan uang senilai USD 850 juta di atas meja kerjanya. Hal tersebut agaknya menjadi ungkapan kekecewaan Acton atas apa yang dilakukan Facebook terhadap layanan perpesanan yang dirintisnya kala itu.
Menyinggung ketakutan dan kenyamanan pengguna, seperti pernah diberitakan sebelumnya, dalam sebuah blog yang ditulis sebelum akuisisi Facebook, para pendiri WhatsApp menuliskan bahwa saat ini perusahaan tahu secara harfiah segala sesuatu tentang Anda, teman-teman Anda, minat Anda, dan perusahaan menggunakannya untuk menjual iklan.
“Ketika kami duduk untuk memulai sendiri hal-hal bersama tiga tahun lalu, kami ingin membuat sesuatu yang bukan hanya kliring iklan lain. Kami ingin menghabiskan waktu kami membangun layanan yang ingin digunakan orang karena itu berhasil dan membuat hidup mereka lebih baik dan berarti dengan cara sederhana,” ujar pernyataan tersebut.
Lebih jauh, pernyataan tersebut juga menyebut bahwa jika didirkan untuk mencari keuntungan semata, WhatsApp bisa melakukannya dari dulu. Namun karena alasan privasi dan kenyamanan pengguna, WhatsApp tidak melakukan hal itu dan pada akhirnya dibeli Facebook untuk kemudian menjadi mesin uang dari sosial media bikinan Mark Zuckerberg itu.
(ryn/JPC)
Kategori : Berita Nasional
Sumber : https://www.jawapos.com/aplikasi/03/11/2018/whatsapp-akan-gulirkan-fitur-iklan-kenyamanan-pengguna-dipertaruhkan