Kesehatan

Waspada Darah Menggumpal Setelah Operasi! Begini Cara Tepat Mengatasinya

Indodax


Pembentukan gumpalan darah (koagulasi) merupakan proses normal pada tubuh usai mengalami luka. Itulah mengapa penggumpalan darah setelah operasi, sebenarnya termasuk respon wajar yang secara otomatis dilakukan oleh tubuh. Selain untuk menghentikan perdarahan, gumpalan darah yang terbentuk ini juga membantu mempercepat penyembuhan luka.

Namun kadang kala, proses ini bisa berubah menjadi berbahaya bahkan mengancam fungsi organ tubuh. Lantas, adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi penggumpalan darah berlebih setelah operasi ini?

Bagaimana proses penggumpalan darah setelah operasi?

Trombosit, yang merupakan salah satu komponen darah manusia, bertugas untuk membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk suatu gumpalan. Darah yang menggumpal tersebut, terbentuk di bagian yang terluka atau sasaran operasi.

Gumpalan terjadi ketika darah yang bertemu saling menempel, sampai akhirnya mengental secara perlahan. Jika tujuannya untuk mencegah perdarahan semakin banyak, tentu baik. Akan tetapi, lain ceritanya jika penggumpalan darah setelah operasi justru menghambat aliran darah.

Kenapa darah bisa menggumpal setelah operasi?

Meski sebenarnya termasuk proses yang normal, tapi penggumpalan darah setelah operasi juga bisa menandakan ada yang tidak beres dengan tubuh. Ini terjadi ketika pembentukan gumpalan darah tersebut terjadi di bagian pembuluh darah vena, sehingga justru menghambat kelancaran aliran darah.

Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT). Akibatnya, pasokan darah yang diterima jantung menjadi kurang optimal. Risiko tersebut bisa semakin parah ketika pembentukan gumpalan darah yang tidak normal terjadi di organ vital tubuh, seperti otak, paru-paru, dan lainnya.

Atau dalam kondisi lainnya, gumpalan darah tersebut bisa berjalan hingga masuk ke dalam organ vital, misalnya paru-paru. Ini disebut dengan emboli paru, yang bisa mengancam jiwa karena menghambat kelancaran aliran darah.

Operasi besar di beberapa bagian tubuh yang berisiko mengalami penggumpalan darah setelah operasi. Misalnya di perut, panggul, pinggul, maupun kaki. Di samping untuk membantu mencegah kehilangan darah dalam jumlah banyak, ada alasan lain mengapa penggumpalan darah terbentuk setelah operasi.

Pasalnya, pasca operasi merupakan waktu di mana Anda diharuskan untuk banyak beristirahat. Secara otomatis, tubuh cenderung tidak aktif atau tidak banyak bergerak. Sedikitnya pergerakan yang Anda lakukan ini, kemudian membuat aliran darah di pembuluh darah lebih lambat. Alhasil, terbentuklah gumpalan darah.

Penggumpalan darah ini biasanya terbentuk selama 2-10 hari setelah operasi, tapi bisa juga bertahan lebih lama sekitar 3 bulan. Peluang Anda untuk mengalami DVT atau penggumpalan darah di pembuluh vena bisa lebih besar jika memiliki satu atau lebih kondisi berikut:

  • Merokok
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Pernah mengalami DVT sebelumnya atau memiliki anggota keluarga yang punya DVT
  • Sedang hamil
  • Memiliki kondisi tertentu yang berpengaruh pada aliran darah
  • Berusia di atas 65 tahun
  • Rutin menggunakan obat-obatan tertentu, seperti KB dan terapi hormon
  • Punya penyakit kanker
  • Punya masalah pada jantung dan stroke

Bagaimana cara menangani penggumpalan darah setelah operasi?

super tetra adalah obat

Pengobatan yang dilakukan dokter untuk menangani pembentukan gumpalan darah pasca operasi, biasanya disesuaikan dengan area yang mengalami. Secara umumnya, dokter akan memberikan obat pengencer darah bernama antikoagulan.

Selain itu, jenis obat-obatan lainnya seperti warfarin juga diberikan guna membantu menghilangkan gumpalan darah, sekaligus melancarkan alirannya. Dokter mungkin memberikan obat heparin juga dengan tujuan untuk mencegah perkembangan pembentukan gumpalan darah.

Demi mempercepat penyembuhan, berikut beberapa tindakan yang dianjurkan dokter untuk mempercepat penanganan penggumpalan darah setelah operasi:

  • Rutin minum obat heparin sesuai jadwal di minggu pertama, dengan cara disuntikkan di bawah kulit.
  • Kemudian dilanjutkan dengan minum obat warfarin (Coumadin®) di minggu kedua, bersamaan dengan obat heparin.

Setelah sekitar 1 minggu suntikan obat heparin dan obat minum (oral) warfarin digunakan secara bersamaan, pemberian heparin akan dihentikan. Namun, Anda dianjurkan untuk tetap minum obat warfarin selama kurang lebih 3-6.

Lama waktu tersebut bisa saja berubah menjadi lebih lama tergantung dari kondisi Anda. Sementara untuk kasus yang lebih parah, dokter akan melakukan cara seperti:

  • Operasi. Mengarahkan kateter ke bagian gumpalan darah, sehingga perlahan-lahan menghilang.
  • Stent atau ring jantung. Pemasangan stent bisa dipertimbangkan untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka, sehingga aliran darah lancar.
  • Vena cava filter. Cara ini dilakukan ketika obat pengencer darah sudah tidak mempan, sehingga sebuah filter akan dimasukkan pada vena cava inferior. Tujuannya untuk mengambil gumpalan darah sebelum mengalir ke organ vital tubuh.

Baca Juga:

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *