Teringat Insiden Bianchi, Debut GP Jepang Terasa Sulit Bagi Leclerc
Berita F1: Jelang debutnya di GP Jepang, Charles Leclerc merasa sedih karena teringat kecelekaan parah teman dekat sekaligus sang mentornya, Jules Bianchi, hingga merenggut nyawanya.
Insiden tragis ini terjadi pada balapan GP Jepang 2014 yang berlangsung dalam kondisi hujan deras, Bianchi menabrak traktor pengangkut mobil dengan kecepatan tinggi. Mengalami cedera parah, ia sempat di bawa ke rumah sakit terdekat dan mengalami koma yang cukup panjang. Bianchi akhirnya meninggal dunia sembilan bulan setelah kecelakaan tersebut.
Pebalap asal Prancis itu juga seorang mentor bagi Leclerc. Pada Rabu kemarin (3/10) pebalap asal Monako itu mengunjungi lokasi kecelakaan Bianchi untuk yang kali pertama.
“Jelas saja minggu ini akan terasa sangat sulit,” kata Leclerc. “Jules telah membantu saya untuk bisa ada di sini [Formula 1]. Dia tidak hanya membantu di sisi balapan karena dia juga seperti bagian besar dari keluarga saya,” ungkap Leclerc.
“Saya belum pernah ke Jepang sebelumnya. Jadi sesi track walk pagi ini terasa sangat emosional.”
“Tapi di sisi lain saya harus tetap fokus menghadapi pekan ini dan berusaha bekerja sebaik mungkin. Meskipun ini akan terasa sulit.”
Setelah kehilangan sahabatnya di tahun 2015 silam, Leclerc juga ditinggal sang ayah, Herve, dua tahun berikutnya. Calon pebalap Ferrari musim depan itu mengaku sudah berencana memakai helm tribut untuk mengenang kedua sosok penting dalam hidupnya tersebut di musim depan.
“Saya pastinya sedang memikirkan sesuatu untuk tahun depan, lewat sebuah helm. Tapi kita tahu ada aturan yang hanya memperbolehkan satu helm spesial,” tandasnya.
“Untuk tahun ini saya sudah melakukannya untuk ayah. Tahun depan saya punya ide dengan helm yang coraknya terbelah menjadi dua, satu untuk Jules, dan satu untuk ayah demi mengenang jasa kedua orang tersebut.”
Artikel Tag: GP Jepang, sirkuit suzuka, F1 2018, Charles Leclerc