Serangan Sanksi Masih Dilancarkan Barat Ke Rusia! Minyak Dilarang-Diancam Pengadilan
Wikimedan.com – Serangan sanksi masih dilancarkan Barat ke Rusia. Terbaru, datang dari Kanada.
Senin (28/2/2022) waktu setempat, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Senin mengumumkan larangan impor minyak Rusia. Ia mengatakan pendapatan minyak telah membantu menopang Presiden Vladimir Putin dan oligarki Rusia mengobarkan perang melawan Ukraina.
“Hari ini, kami mengumumkan larangan semua impor minyak mentah dari Rusia, industri yang sangat menguntungkan Presiden Putin dan oligarkinya,” kata Trudeau dalam konferensi pers, dikutip AFP.
“Dan sementara Kanada mengimpor dalam jumlah yang sangat sedikit dalam beberapa tahun terakhir, langkah ini mengirimkan pesan yang kuat.”
Kanada sendiri memiliki cadangan minyak keempat terbesar dunia. Meski demikian, negara itu masih mengimpor sebagian kecil ke sejumlah negara, termasuk Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.
Menurut catatan Asosiasi Produsen Minyak Kanada, negeri itu mengipor minyak mentah dari Rusia sekitar US$ 555 juta pada 2019. Menurut data pemerintah, impor minyak Kanada dari Rusia turun dari lebih dari 17.000 barel pada 2019 menjadi hampir nol pada tahun berikutnya.
“Pesan kami jelas,” kata Trudeau lagi.
“Perang yang tidak perlu ini harus dihentikan sekarang. Biayanya hanya akan bertambah mahal. Dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” tambahnya.
“Kita telah melihat selama beberapa hari terakhir bahwa Putin membuat kesalahan perhitungan yang serius. Dia pikir akan mudah untuk menaklukkan Ukraina… Dia pikir Barat akan terpecah dan tidak pasti dalam tanggapannya … Dia sangat salah dalam kedua hal itu.”
Kanada juga akan kembali memasok senjata anti-tank dan amunisi ke Ukraina. Sebelumnya Rusia juga telah tiga kali mengirimkan senjata.
Sebagai informasi, Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia, dalam catatan Rystad Energy di 2021, dengan 9,7 juta barel/hari. Posisi teratas adalah AS (10,2 juta barel/hari), lalu di bawahnya terdapat Saudi (9,3 juta barel/hari), Kanada (4,3 juta barel/hari), Irak (4,2 juta barel/hari) dan China (3,9 juta barel/hari).
Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional akan membuka penyelidikan atas serangan Rusia ke Ukraina. Hal ini ditegaskan lembaga yang berbasis di Den Haag, Belanda itu kumarin waktu setempat, dikutip CNN International.
“Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda, akan membuka penyelidikan atas invasi Rusia ke Ukraina secepat mungkin,” kata Jaksa ICC Karim A.A. Khan dalam sebuah pernyataan.
Pemeriksaan pendahuluan, kata dia, surah dilakukan. Menurutnya, piranha bisa mengkonfirmasi bahwa ada dasar yang masuk akal “bahwa dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan di Ukraina”.
Sebelumnya, sejumlah negara seperti AS, Inggris, Jepang, Uni Eropa (UE) hingga Singapura telah memberi sanksi ke Rusia. Sanksi ini mulai dari pembekuan aset individu, lembaga termasuk perbankan, utang negara hingga perdagangan.
“Sanksi ini akan mengekspos kekayaan elit Putin. Mereka yang memungkinkan invasi ke Ukraina akan membayar harga untuk tindakan mereka,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell, dalam siaran pers.