Roket Sistem Kendali ITM Ikuti Komurindo-Kombat
MEDAN Wikimedan | TIM Sarang Helang Wahana Sistem Kendali Kategori Roket Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Medan (ITM) mengikuti kontes Komurindo-Kombat 2018-2019 yang diadakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Roket yang diciptakan empat mahasiswa yakni Saddam Armada Akbar Aceh, Suhdi, Sultan Gultur dan Yusri kepada wartawan di kampus Jalan Gedung Arca Medan, baru-baru ini mengatakan, roket ini memiliki kelebihan sebagai wahana bekerja secara otomatis berdasarkan titik koordinat yang telah di input dan dilengkapi sirip pada bagian exhaust, monitor EDP yang berfungsi untuk penyeimbang bodi roket wahana sistem kendali.
Keunggulan roket sistem kendali ini mempunyai tiga penggerak IDF sementara roket kendali lainnya hanya satu IDF saja, fasilitas aeroplane, roket kendali berukuran tinggi 120 cm dan bentang 60 cm serta memiliki perangkat software engineering. Roket kendali ini menelan biaya puluhan juta rupiah.
Selain itu roket kendali ini juga mempunyai data yang dikirim melalui antena tracker pada stasiun ground.
Sementara dosen pembimbing mahasiswa teknik mesin Anis Mahyunis ST MT menambahkan, kegiatan ini sistem penyelenggaraannya berubah yang seharusnya digelar sekali dalam setahun, namun pada 2018 diadakan dua kali setahun.
Kegiatan ini memiliki seleksi berkas, usulan proposal, progres pengembangan wahana yang dikembangkan harus sudah terbentuk dan setelah komponen selesai secara terinci barulah dikirim ke LAPAN untuk dinilai.
Untuk seleksi Komurindo-Kombat ini diikuti 300 proposal dan diterima hanya 70 proposal atau 30 perguruan tinggi se- Indonesia. ITM salah satunya proposal wahana sistem kendali berupa roket menggunakan kipas berjulukan Sarang Helang yang berhasil lolos seleksi tahap II.
Khusus roket sistem kendali muatan balon atmosfer dikembangkan dan dibuat oleh LAPAN. Targetnya bukan lomba atau kontes kata Mahyunis tapi bagi LAPAN bertujuan untuk mempercepat teknologi dengan menggandeng perguruan tinggi untuk riset dan teknologi.
Untuk di Sumatera Utara, ITM berkesempatan mengenalkan wahana sistem kendali atau roket di ajang Komurindo-Kombat. LAPAN berharap program kedirgantaraan ini bisa disebarluaskan ke seluruh masyarakat khususnya dalam menyebarkan teknologi terapan.
Sedangkan bagi ITM tambahnya merupakan edukasi untuk menularkan teknologi dirgantara ke universitas dan mahasiswa. Walaupun di program studi/jurusan tidak ada kedirgantaraan tapi di jurusan teknik mesin ada pendidikan hydrodinamic yang digunakan dalam pembuatan mobil hemat.
Pelaksanaannya sejak 21 Juli 2018 tahapannya dimulai dari sosialisasi, seleksi tahap I dan seleksi tahap II dan terakhir undangan mengikuti workshop di Yogyakarta 29 sampai 30 Oktober sekaligus presentasinya di LAPAN. Jika berhasil melewati semua tahapan itu maka roket sistem kendali ITM akan diluncurkan di kantor pusat LAPAN di Pamungkot Garut Jawa Barat.
“Kalau selama ini ITM sukses menciptakan mobil hemat, pesawat tanpa awak dan kini telah berhasil mengembangkan wahana sistem kendali (roket) yang menjadi salah satu ikon kebanggaan sivitas akademika,” paparnya.
Karenanya, ITM berpartisipasi mengembangkan kedirgantaraan kepada mahasiswa dan masyarakat umum. Apalagi LAPAN juga berkomitmen memberikan dukungan dan kesempatan kepada mahasiswa ITM untuk praktik kerja lapangan dan untuk riset teknologi tepat guna.
Seleksi tahap II hasil evaluasi tim juri Kombat 2018 panitia Komurindo-Kombat membagi tiga kategori yakni Kategori Muatan Roket, Kategori Wahana Sistem Kendali dan Kategori Muatan Balon Atmosfer.(er)
Kategori : Berita Medan