Peserta CPNS Bawa Jimat Hingga Dukun, Kepala BKN: Doa Ibu Lebih Manjur
Wikimedan– Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengaku heran dengan banyaknya peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang membawa jimat saat akan tes. Bahkan, hal itu terjadi di hampir seluruh wilayah pelaksanaan tes.
Bima mengungkapkan, selama meninjau ke beberapa lokasi tes CPNS di Indonesia, pihaknya menemukan beragam tindak kecurangan peserta. Salah satunya temuan peserta yang membawa jimat.
“(temuan) Jimat di seluruh Indonesia ada. Orang Indonesia masih percaya jimat, mau di Jakarta mau di daerah ada. Di Jatim banyak yang bawa jimat,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, jimat tersebut ditemukan setelah petugas memeriksa peserta sebelum masuk ke ruang tes. “Kami kan geledah, ketemu (jimat). Ada kantong isinya brambang, dia mau masak atau apa? Ada yang isinya gunting, jarum, macem-macem,” katanya.
Bahkan, tidak sedikit juga yang membawa dukun ke lokasi tes. “Banyak juga ternyata. Karena mereka tahu tidak boleh bawa jimat, mereka bawa dukunnya sekalian. Jadi di luar itu banyak dukun-dukun,” ucap Bima lalu tertawa.
Seharusnya para peserta tidak membawa barang tersebut. Menurutnya, yang membuat peserta lulus adalah doa dari seorang ibu, bukan jimat. “Bukankah doa seorang ibu lebih manjur daripada dukun yang paling sakti. Saya pernah lihat di pusat, anaknya tes, ibunya ke musala untuk mendoakan anaknya, pas keluar ternyata anaknya lolos,” ceritanya.
Namun meskipun membawa jimat, peserta masih tetap diperbolehkan mengikuti ujian. “Masih bisa ikut tes, tapi kan kami ambil jimatnya.
Selain jimat, pihaknya juga menemukan kecurangan yang lain. Salah satunya penggunaan joki dan transmitter. “Ada yang pake transmitter, kami periksa, ada beberapa ketahuan. Nggak boleh, kami anulir tidak boleh ikut,” jelasnya.
Selain itu juga ada yang menggunakan joki profesional. Bahkan, wajah joki tersebut disamakan dengan KTP peserta. Hal itu ditemukan di wilayah Makassar dan Sumatera. “Jokinya profesional, KTP persis muka persis. Tapi kan kami tahu, karena kami pakai digital. (ketika) di-scan, loh kok lain,” terangnya.
Untuk peserta yang ketahuan menggunakan joki, pihaknya telah melimpahkan sepenuhnya kepada polisi. Pasalnya, pihaknya telah bekerja sama dengan Menpan dan Polri. Menurutnya, hal itu tidak sesuai dilakukan oleh calon abdi negara.
“Mau masuk aja sudah kayak gitu, gimana kalau sudah masuk, seberapa integritasnya. Belum jadi cpns sudah seperti itu, gimana kalau jadi, bisa lebih heboh lagi, serem aja,” pungkasnya.
(fis/JPC)
Kategori : Berita Nasional