Penuturan Kepala BNI Surabaya Melihat Kantor Kena Dampak Jalan Ambles
Wikimedan – Amblesnya Jalan Raya Gubeng memberikan dampak signifikan bagi pelayanan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Negara Indonesia (BNI) Urip Sumoharjo. Lokasi gedung bank tersebut hanya berjarak belasan meter dari jalan yang ambles. Karena itu, muncul kekhawatiran gedung tersebut bakal terdampak.
Kemarin di kantor tidak ada aktivitas. Yang ada hanya evakuasi sejumlah dokumen. Pemimpin Kantor Cabang BNI Surabaya Djoko Adi Sucipto mengatakan, begitu mendapat laporan amblesnya Jalan Raya Gubeng, dirinya berangkat menggunakan transportasi online dari rumah.
“Saya turun di sekitar Pasar Keputran. Terus jalan kaki menuju TKP. Sebab, ada penjagaan polisi. Sudah nggak karuan perasaan saya,” katanya. Saat dia tiba di kantor, karyawan sudah tidak ada. Travo listrik di depan kantornya sudah ambruk. Halaman depan ikut ambles. Untung, kondisi gedung tetap utuh.

Dia lantas melakukan evaluasi untuk mengatasi pelayanan yang terhenti. Meski kantor tidak membuka pelayanan, karyawan tetap diminta masuk seperti biasa. Cuma, ada perubahan pelayanan kerja.
Untuk sementara, pihaknya mengalihkan pelayanan ke tiga kantor cabang lain. “Layanan kita alihkan ke KCP Unair, Darmo, dan cabang utama di Jalan Taman Ade Irma Suryani Nasution,” jelasnya. Beberapa karyawan kantornya disebar ke cabang lain. Khusus layanan sentra kredit dilakukan di gedung Graha Pangeran, Jalan Ahmad Yani.
Menurut Djoko, penutupan Jalan Raya Gubeng tidak membuat kinerja kantornya terhambat. Bagaimanapun, aktivitas pelayanan kepada masyarakat harus tetap aktif.
Sementara itu, kemarin banyak warga yang berdatangan untuk melihat Jalan Raya Gubeng yang ambles. Mereka tampak berkerumun di sisi utara jalan. Mereka memarkir motornya di depan RS Siloam. Namun, warga tak diperbolehkan masuk ke area TKP.
Toko Elizabeth terkena dampak paling parah. Sebab, lokasi gedung tersebut berada di depan jalan yang ambles. Bagian depan bangunan yang berupa taman dan pagar ambrol bersama dengan tiang listrik di sekitarnya. Kini toko di samping Kantor Cabang BNI Urip Sumoharjo tersebut tutup untuk sementara.
Kesaksian tentang amblesnya jalan disampaikan Sukarmin, pengelola warkop yang lokasinya dekat dengan kejadian. Saat itu Sukarmin masih membuka warkop dengan dibantu kerabatnya.
“Duarrr… Tak pikir iku bom. Langsung lampu mati sampai jam 12 malam,” ujarnya. Awalnya dia mengira suara itu berasal dari ledakan bom atau gempa. “Orang-orang berteriak berlarian. Lalu, banyak polisi yang datang dan mengamankan lokasi,” terangnya.
Kemarin (19/12) Sukarmin tetap berjualan meski warungnya berada tepat di road barrier sisi utara. Justru warungnya lebih ramai karena banyak yang datang melihat TKP. Dia menjual berbagai minuman, nasi, sayur, minuman ringan, dan makanan lain. Pembelinya bukan hanya warga yang penasaran dengan jalan ambles, tapi juga petugas dishub dan polisi. Sukarmin mengaku tidak khawatir dengan adanya jalan ambles. “Nggak, nggak takut,” ujarnya.
Selain warungnya, tidak ada warung lain yang buka di daerah dekat pembatas. Namun, ada dua gerobak yang menjual es degan serta bakso yang menepi mendekati barrier. Ada juga penjual nasi goreng dan bubur, tapi letaknya agak jauh. Yakni, di depan kantor BPJS Ketenagakerjaan, samping RS Siloam.
(dan/fit/c10/oni)
Kategori : Berita Nasional