Pandangan Jokowi Soal Dunia Tiba-Tiba Berubah, Ada Efek China
Wikimedan – Pandangan Jokowi Soal Dunia Tiba-Tiba Berubah, Ada Efek China. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbalik arah mengenai pandangan soal ekonomi pada 2023. Bila mengingat tahun lalu, Jokowi seringkali menyebutkan dunia akan suram dan Indonesia akan terkena dampaknya.
Namun belakangan, pandangan itu berubah. Dia pun mulai meyakini yang tadinya diperkirakan sangat buruk, tidak terjadi.
“Saya dapat info tekanan global, tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita sudah agak mereda. Apa yang dulu kita takutkan banyak yang tak terjadi. Ini patut kita syukuri,” jelas Jokowi.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan, dibukanya kembali aktivitas ekonomi di China membuat gejolak perekonomian global mulai mereda.
Dibukanya aktivitas China, kembali mengurai rantai pasok global, dari yang tadinya terhambat, sehingga banyak negara tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya.
“Salah satu yang mengubah outlook adalah dibukanya ekonomi China,” jelas David kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/2/2023).
Selain itu juga, melambatnya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed, juga menjadi salah satu alasannya, ekonomi global kian mereda. “Saya melihatnya seperti itu (ekonomi global mulai mereda),” ujar David lagi.
Hasil analisis LPEM FEB UI juga mengatakan hal yang sama. Dalam laporan terbarunya, disebutkan bahwa terlepas dari prospek ekonomi global yang suram akibat gangguan dari penyebaran Covid-19 yang berkepanjangan, ketegangan geopolitik, serta inflasi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah berhasil tumbuh di 5,72% (yoy) pada kuartal III-2022. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
“Menandai kuartal ketiga berturut-turut dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari ekspektasi,” jelas LPEM FEB UI.
Meskipun dengan tekanan pandemi Covid-19 ditambah dengan perlambatan ekonomi global yang membayangi dan ketidakpastian geopolitik yang terus mengancam perekonomian LPEM FEB UI menilai, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif terkendali.
Didorong oleh efek low-base yang berkurang dan penurunan harga komoditas, LPEM FEB UI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 akan tumbuh lebih rendah menjadi 4,56% (yoy).
“Membuat estimasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022 diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,18% hingga 5,2%,” tulis laporan LPEM UI, dikutip Jumat (3/2/2023).
Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 mencapai 2,9%.
Ramalan ekonomi global dari IMF terbaru itu, lebih tinggi dari outlook IMF terakhir pada Oktober 2022 yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini tumbuh 2,7%.