Minyak Tetap Stabil Karena Investor Mempertimbangkan Peningkatan Pasokan

Harga minyak sedikit berubah pada hari Jumat karena investor mempertimbangkan peningkatan pasokan dari produsen utama dan dampak pada permintaan bahan bakar dari pandemi COVID-19.

Minyak mentah berjangka Brent untuk Juni turun tipis 2 sen menjadi $ 63,18 per barel pada 04:50 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Mei berada di $ 59,70 per barel, naik 10 sen, atau 0,2%.

Kedua kontrak berada di jalur untuk membukukan penurunan 2% -3% minggu ini setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + yang mencakup Rusia, setuju untuk secara bertahap meningkatkan pasokan sebesar 2 juta barel per hari antara Mei dan Juli.

Analis memperkirakan persediaan minyak global akan terus turun, karena permintaan bahan bakar meningkat pada paruh kedua tahun ini karena pemulihan ekonomi global mulai meningkat.

“Banyak destocking sedang terjadi sehingga kami sedang dalam proses penyeimbangan kembali,” kata analis Energy Aspects Virendra Chauhan.

Pasar fisik masih perlu naik, sebelum harga dan selisih antar bulan dapat reli, tambahnya.

Kekhawatiran muncul bahwa penguncian baru di beberapa bagian dunia untuk mengekang meningkatnya kasus COVID-19 dan masalah vaksinasi dapat mengubah gambaran permintaan minyak.

Stephen Innes, kepala strategi pasar global di Axi, mengatakan harga minyak diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran antara $ 60 dan $ 70 karena investor mempertimbangkan faktor-faktor ini.

Minggu ini, kekuatan dunia dan Iran mengadakan pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 mereka, yang dapat membuka jalan bagi Amerika Serikat untuk mencabut sanksi atas ekspor minyak Iran pada paruh kedua tahun ini.

“Jika kerangka kerja yang menjengkelkan dapat dibuat dalam beberapa minggu mendatang, sejumlah besar minyak Iran kemungkinan akan memasuki pasar pada H2 2021,” kata analis RBC Capital Helima Croft dalam sebuah catatan minggu ini.