Minyak Mentah Stagnan Dalam Penurunan Mengabaikan Ancaman Trump Terhadap Iran
Bias penurunan minyak mentah berjangka WTI tampak kembali menguasai pasar minyak mentah global. Saat ini minyak mentah turun menuju ke level harga 13,63 hari Kamis (23/4) saat sesi Asia berlangsung. Padahal hari Rabu kemarin minyak mentah berhasil menutup hari dengan catatan yang positif. Sehingga mampu mengakhiri penurunan yang terjadi dalam 9 hari sebelumnya.
Dengan posisi minyak mentah turun lebih lama ini, tampaknya juga telah mengabaikan risiko perseteruan lebih lanjut antara AS dengan Iran. Beberapa waktu yang lalu Presiden Trump menyampaikan peringatan kepada Iran agar menjauh dari perairan AS. Tampaknya posisi bearish yang bertahan pada minyak berjangka WTI disebabkan ancaman virus Corona yang semakin buruk saat musim gugur seperti yang disampaikan oleh CDC AS.
Presiden Trump bahkan juga mengancam akan melakukan penembakan kapal bersenjata jika Iran terus mendekat lebih jauh ke perairan AS. Hal itu dilakukan karena kedua negara terus terlibat pertengkaran dan saat ini Iran dikatakan akan melakukan serangan ke AS. Jika dalam kondisi normal, minyak mentah akan melonjak karena ada ancaman penurunan pasokan global karena kisruh kedua negara.
Namun itu semua terhapus setelah para pelaku pasar dan investor global masih merasakan kekhawatiran permintaan minyak mentah tidak kunjung pulih. Apalagi setelah komentar CDC AS yang akan terus memperkuat kekhawatiran investor global dan membawa minyak mentah turun kembali.
Sementara itu AS, Kanada, Rusia dan OPEC serta sekutunya sepakat untuk segera memperbaiki harga minyak mentah turun saat ini. Namun sayangnya belum ada langkah yang cukup signifikan yang mampu mendongkrak harga minyak mentah global. Sementara itu saat ini imbal hasil obligasi juga masih dalam penurunan yang mendukung minyak mentah bertahan dalam bias bearish.