Minyak Mentah Mundur Karena Kekhawatiran Virus, Mengabaikan Berita Saudi dan Penurunan Pasokan
Permintaan minyak mentah melemah membawa
indeks minyak berjangka WTI turun menuju ke level harga 53.60 saat sesi Asia
hari Jumat (21/2). Tolak ukur energi mengalami kemunduran karena adanya
kekhawatiran terhadap wabah virus Corona. Padahal perdagangan hari Kamis
kemarin, minyak mentah sempat menguat tajam menuju ke puncak dalam bulanan.
Sampai hari ini jumlah laporan kasus infeksi virus
Corona terus mengalami peningkatan walaupun tidak secepat awal mula penyebaran.
Selain itu dampak negatif virus Corona juga sudah mulai terlihat di beberapa
negara Asia seperti Jepang dan juga Singapura serta Korea Selatan. Kekhawatiran
kejatuhan ekonomi itu membuat minyak mentah melemah. Karena para
pelanggan juga akan menurunkan pembelian karena ekonomi yang merosot.
Sementara itu pemerintah China tampak akan terus
melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi gejolak pasar. Kementerian
Perdagangan China kemarin menyampaikan siap untuk mengambil langkah lanjutan
untuk bisa mengamankan ekonomi dari dampak virus Corona.
Dari tempat lain, penyebab minyak mentah
melemah juga datang dari berita yang menyebutkan bahwa Rusia menolak untuk
memangkas kembali produksinya. Tarik ulur komitmen negara OPEC dan sekutunya
ini akan membuat harga minyak mentah akan terus bergejolak.
Dari ekonomi global, pernyataan yang disampaikan
oleh diplomat Jepang dan Kementerian Keuangan dari Jerman menampilkan
kekhawatiran cukup berat terhadap virus Corona. Karena wabah itu telah
menebarkan ancaman resesi bagi Jepang dan Jerman.
Gejolak sentimen risiko ini bahkan membuat para
pedagang mengabaikan adanya penurunan jumlah pasokan minyak mentah. Padahal
penurunan pasokan biasanya akan membantu minyak mentah untuk melonjak lebih
tinggi. Bahkan ketegangan antara Arab Saudi dengan Yaman seperti yang
diberitakan kantor berita pemerintah Saudi juga gagal mendorong minyak mentah
lebih tinggi.