Minyak Mentah Menguat Setelah Raksasa Minyak Global Keempat Kuwait Memangkas Produksinya
Perdagangan minyak mentah menguat di sesi Asia hari Jumat ini (24/4). Harga minyak mengalami kenaikan setelah produsen terbesar keempat di dunia yaitu Kuwait memutuskan untuk memangkas produksinya. Langkah itu diambil karena memandang saat iini kondisi pasar minyak mentah global sudah sangat memprihatinkan.
Saat ini minyak mentah diperdagangkan di sekitar level harga 17,25 per barel atau mewakili kenaikan sampai 5% sepanjang hari Jumat awal. Sebelumnya minyak mentah menguat bangkit dari level yang lebih rendah di 15,80. Sementara itu untuk minyak mentah berjangka Brent mengalami kenaikan 1% menuju ke level harga $22 per barelnya.
Seperti apa yang disepakati dalam pertemuan OPEC dan sekutu, negara-negara anggota akan melakukan pemangkasan produksi sampai 9,7 juta barel sehari. Namun pasca kesepakatan itu, harga minyak justru anjlok sangat tajam. Alasanya adalah pemangkasan baru dimulai pada 1 Mei mendatang. Selain itu AS juga telah kelebihan pasokan dan semua kilang penyimpanan telah penuh.
Menteri sektor Minyak Kuwait, Khaled Al-Fadhel mengatakan Kuwait memotong produksi secara sukarela. Karena merasa memiliki tanggung jawab terhadap kondisi pasar minyak mentah global. Sayangnya meski minyak mentah menguat pasca pengumuman itu, banyak pihak yang menilai pemangkasan itu masih kurang tinggi.
Penurunan jumlah permintaan minyak mentah global akibat pandemi menjadi penyebab kekhawatiran utama. Apalagi sampai saat ini belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir sehingga aktivitas produksi semua negara akan terhenti.
Pemangkasan oleh OPEC dan sekutu sampai 9,7 Juta barel dinilai masih kurang besar untuk mengimbangi penurunan permintaan global. Bahkan banyak juga pihak yang menilai harga minyak perlu turun ke level harga dibawah 10 per barel untuk bisa kembali menyeimbangkan pasar energi.