Kesehatan

Mengenal Operasi Kanker Usus Besar untuk Kanker Usus Stadium Awal

Indodax


[ad_1]

Operasi sering kali menjadi cara pengobatan utama untuk menyembuhkan kanker usus besar pada stadium awal. Operasinya sendiri terdiri atas beberapa jenis. Simak informasi mengenai operasi kanker usus besar di bawah ini.

Operasi kanker usus besar dengan polipektomi dan eksisi lokal

Ketika didiagnosis mengidap kanker usus besar pada stadium awal, dokter Anda mungkin akan menyarankan untuk melakukan pengangkatan kanker. Beberapa kanker usus besar pada tahap awal (stadium 0 dan beberapa tumor stadium awal) atau polip biasanya akan dibersihkan dan diangkat melalui kolonoskopi.

Tak seperti operasi pada umumnya, di mana dokter bedah harus membuat sayatan di perut, prosedur kolonoskopi tidak membutuhkan sayatan besar di perut. Saat menjalani prosedur kolonoskopi untuk kanker usus besar, terdapat dua prosedur operasi yang dapat dijalankan pada waktu yang bersamaan, yaitu polipektomi dan eksisi lokal. 

Pada prosedur polipektomi, kanker diangkat sebagai bagian dari polip, yang dipotong pada batangnya (daerah yang menyerupai batang jamur). Sementara itu, eksisi lokal menyingkirkan sisa-sisa kanker dan sejumlah kecil jaringan di dekatnya.

Apa itu kolektomi?

Selain kedua prosedur di atas, prosedur lainnya untuk menyembuhkan kanker usus besar adalah kolektomi. Kolektomi adalah operasi untuk mengangkat semua atau sebagian organ usus besar. Pengangkatan juga dilakukan pada kelenjar getah bening terdekat.

Jika hanya sebagian usus besar yang diangkat, prosedur ini dinamakan hemikolektomi, kolektomi parsial, atau reseksi segmentasi. Apabila pengangkatan dilakukan pada seluruh usus besar, prosedur ini disebut kolektomi total. Biasanya, kolektomi total tidak dilakukan untuk mengobati kanker usus besar. Operasi ini hanya digunakan jika terdapat penyakit di usus besar yang tidak terserang kanker, seperti munculnya ratusan polip (pada seseorang dengan familial adenomatous polyposis) atau, terkadang, penyakit radang usus.

Kolektomi terbagi lagi menjadi dua. Pertama adalah kolektomi terbuka, jika dilakukan melalui sayatan tunggal di perut. Sementara yang kedua adalah kolektomi laparoskopi. Prosedur ini dilakukan menggunakan laparoskopi, yaitu selang tipis yang dilengkapi lampu dan kamera kecil pada ujungnya.

Laparoskopi bisa dimasukkan melalui sayatan kecil dan memungkinan dokter bedah melihat bagian dalam perut serta mampu mengangkat bagian usus besar dan kelenjar getah bening. Sayatan pada prosedur laparoskopi lebih kecil dibandingkan sayatan pada kolektomi.

Prosedur laparoskopi memungkinkan pasien pulih dan keluar dari rumah sakit lebih cepat daripada jika mereka menjalani operasi kanker usus besar terbuka. Namun, diperlukan dokter bedah yang benar-benar terlatih untuk melakukan operasi ini. Jika Anda memutuskan menjalani prosedur ini, pastikan untuk mencari dokter bedah ahli yang sudah berpengalaman dengan laparoskopi.

Apa yang perlu diperhatikan ketika akan menjalani operasi kanker usus besar?

Sebelum menjalankan operasi

Satu hari sebelum menjalani operasi kanker usus besar, kemungkinan besar Anda akan diminta untuk menguras kotoran dalam usus dan mengosongkannya. Anda dapat mengonsumsi obat pencahar untuk membantu Anda mengosongkan usus. Perlu Anda ketahui pula, operasi kanker usus besar akan dilakukan dengan bius total untuk pasien.

Pada kolektomi parsial, dokter bedah akan mengangkat sebagian usus besar yang diserang kanker dan sebagian kecil usus besar normal di masing-masing sisi yang terdapat kanker. Biasanya, usus besar yang diangkat akan berkisar antara ¼ hingga ⅓ bagian bergantung pada ukuran dan letak kankernya.

Bersamaan dengan pengangkatan sebagian usus besar, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan diangkat. Kebanyakan para ahli merasa penting untuk mengangkat sebanyak mungkin kelenjar getah bening, tetapi setidaknya 12 kelenjar getah bening harus diangkat. Setelah prosedur pengangkatan dan penghilangan kanker usai, bagian usus besar Anda yang lain, akan dilekatkan kembali ke dalam tubuh.

Setelah menjalankan operasi

Saat terbangun setelah operasi, Anda akan merasakan sakit dan mungkin akan membutuhkan obat nyeri selama dua atau tiga hari. Untuk beberapa hari pertama, Anda akan diberikan cairan intravena (IV) alias infus sebagai asupan nutrisi Anda.

Selama masa ini, Anda mungkin tidak bisa makan. Anda mungkin diperbolehkan mengonsumsi cairan, tapi dalam jumlah yang terbatas karena usus besar Anda membutuhkan waktu untuk pemulihan. Kebanyakan pasien mampu kembali mengonsumsi makanan padat setelah beberapa hari.

Apakah operasi ini dapat dilakukan kapan saja?

mencegah infeksi luka operasi

Operasi kanker usus besar termasuk jenis operasi besar. Itu sebabnya penting bagi Anda untuk berada dalam kondisi terbaik, meski pada beberapa kasus operasi ini mendesak dan harus segera dilakukan. Misalnya saja, ketika tumor yang Anda miliki sudah berukuran besar dan menyumbat usus besar Anda.

Saat tumor yang Anda miliki berukuran besar hingga menyumbat usus, usus yang seharusnya melakukan gerakan peristaltik jadi tidak bisa berfungsi. Hal ini membuat pergerakan di dalam usus berhenti dan menjadi hilang. Akibatnya, pasien dapat merasakan mual, muntah, dan sakit perut yang parah.

Dalam kondisi tersebut dokter mungkin akan menggunakan kolonoskop untuk menempatkan stent dalam usus besar Anda. Stent adalah selang yang terbuat dari plastik atau logam. Selang berongga ini akan membantu usus Anda tetap terbuka dan memiliki jalan sehingga sumbatan yang terbentuk dapat diatasi sementara waktu, sambil mempersiapkan operasi  pengangkatan beberapa hari kemudian. Dengan begitu, kotoran tetap dapat keluar dari tubuh Anda.

Jika stent tidak bisa ditanam di usus besar yang tersumbat atau tumor telah menyebabkan lubang di usus besar, operasi untuk membuat jalan keluar kotoran mungkin perlu dilaksanakan dengan segera. Operasi ini sejenis dengan operasi pengangkatan kanker. Namun, usus besar bukan dilekatkan ke bagian usus besar lainnya, melainkan dilekatkan ke bukaan (stoma) di kulit perut sehingga kotoran dapat dikeluarkan dari tubuh. Prosedur ini disebut kolostomi dan bersifat sementara.

Selain usus besar, terkadang usus halus (ileum) juga bisa dihubungkan ke stoma. Cara ini disebut dengan anileostomi. Keduanya akan membuat Anda memiliki kantung yang dipasangkan pada stoma untuk menampung kotoran.

Setelah keadaan Anda membaik, operasi lain yang disebut kolostomi pembalikan atau ileostomi pembalikan bisa dilakukan untuk menempelkan kembali ujung-ujung usus besar atau menempelkan usus halus pada usus besar. Meski jarang terjadi, dalam kondisi di mana tumor tidak bisa diangkat dan pemasangan stent juga tidak dapat dilakukan, kolostomi ataupun ileostomi mungkin harus menjadi permanen.

Operasi untuk penyebaran kanker usus besar

Jika kanker telah menyebar ke beberapa titik di paru-paru atau hati, dan tidak di bagian lain, tindakan operasi sering kali diambil untuk mengangkatnya. Hal ini dilakukan hanya jika kanker di usus besar sudah diangkat. Keputusan menjalankan operasi ini dan pengangkatan organ yang menjadi penyebaran kanker dapat diambil dengan mempertimbangkan ukuran, jumlah, dan lokasi kanker. Operasi ini bisa membantu Anda hidup lebih lama atau bahkan sembuh dari penyakit Anda, namun Anda tetap harus mengingat tingkat keparahan penyakitnya.

Efek samping operasi kanker usus besar

Kemungkinan terjadinya efek samping operasi kanker usus besar bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat kesulitan operasi dan kondisi kesehatan pasien secara umum sebelum operasi. Kebanyakan orang akan merasakan sakit pasca-operasi, tetapi biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan jika memang diperlukan. Sementara itu, gangguan makan yang biasanya muncul juga akan membaik dalam beberapa hari setelah operasi.

Masalah lainnya bisa meliputi perdarahan dari operasi, pembekuan darah di kaki, dan kerusakan pada jaringan terdekat selama operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, prosedur melekatkan ujung-ujung usus kadar tidak terjadi dengan baik sehingga tidak melekat sepenuhnya dan menyebabkan kebocoran sehingga menyebabkan infeksi.

Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah kemungkinan terbukanya kembali sayatan perut sehingga menyebabkan luka terbuka. Setelah operasi, mungkin bisa terbentuk jaringan parut yang menyebabkan organ atau jaringan saling menempel. Kondisi ini disebut dengan adhesi atau perlengketan usus. Pada beberapa kasus, adhesi dapat menyumbat usus, sehingga diperlukan operasi lebih lanjut. Sebaiknya, konsultasikanlah dengan dokter yang merawat Anda ketika menemukan gejala yang mengkhawatirkan saat usai menjalankan operasi.

Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Baca Juga:



[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *