Kisah Denny Thios, Atlet Angkat Besi Berprestasi yang Berakhir jadi Tukang Las

Pasang Iklan Disini

Kisah Denny Thios, Atlet Angkat Besi Berprestasi yang Berakhir jadi Tukang Las. Sejak dulu menjadi atlet sepertinya merupakan pilihan yang tak banyak diambil oleh masyarakat Indonesia. Hal itu tak lepas dari tak adanya jaminan hari tua yang akan didapatkan setelah pensiun nanti. Para orang tua pun jadi khawatir dan mungkin banyak yang kurang mendukung jika anak-anak mereka memiliki cita-cita sebagai atlet.

Tak heran, karena memang begitu banyak cerita tragis dari para mantan atlet yang menghabiskan masa tuanya dengan bekerja keras. Sebut saja Leni Haini, atlet perahu naga yang kini bekerja sebagai buruh cuci, Suharto atlet balap sepeda yang menjadi tukang becak dan juga Marina, atlet silat yang jadi sopir taksi.

Kali ini, yang akan kita bahas adalah kisah Denny Thios. Beliau adalah salah satu atlet yang membanggakan pada tahun 80 hingga 90an. Namun di masa tuanya, Denny harus bekerja keras menjadi tukang las. Berikut ini adalah cerita Denny selengkapnya.

Meneruskan usaha orang tua

Setelah pensiun jadi atlet, Denny pun akhirnya memilih untuk menjadi tukang besi. Usaha tersebut ternyata merupakan usaha orang tua yang ia teruskan. Bengkelnya pun terbilang sederhana, penuh sesak dengan besi-besi tua. Tiap hari ia mengerjakan pesanan orang, seperti memotong dan melubangi besi hingga memperbaiki mesin. Tak ada keluhan yang keluar dari bibirnya, semua ia lakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Lima kali ikut kejuaraan dunia, tiga kali mendapat medali emas

Begitu banyak medali emas yang pernah ia peroleh. Dan untuk kejuaraan dunia, Denny sudah lima kali ikut, di antaranya Belanda, Swedia, Australia, dan Inggris. Selama mewakili Indonesia, sudah tiga kali ia menyumbangkan emas dan satu kali mendapat medali perunggu. Tentu saja hal itu sangat membanggakan. Namun apa yang ia dapat setelah menjadi pahlawan yang mengharumkan nama bangsa? Sayangnya tidak ada. Bahkan sedikit perhatian untuk hari tuanya pun tak ada.

Pernah pecahkan rekor

Tak hanya sering memboyong medali emas, Denny juga tiga kali memecahkan rekor dunia di ajang lifter, dua di katagori junior dan satu di katagori senior. Denny pernah menceritakan jika ia pernah mematahkan rekor atlet Jepang yang sudah bertahan selama tujuh tahun. Tahun 90an adalah masa kejayaan Denny, ia menjadi atlet paling bersinar pada saat itu. Meski tak mendapat perhatian di masa tuanya, Denny pun tak pernah menuntut. Baginya, yang terpenting cabang olahraga angkat besi di Indonesia lebih berkembang lagi ke depannya.

Sudah meninggal dunia

Pada tahun 2018 silam, Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara Hitam Putih pernah berniat untuk mengundang Denny Thios dalam acara yang ia pandu. Di momen tersebut, Deddy mengenalkan dan membahas jasa-jasa besar Denny yang sudah sering membawa pulang medali emas tingkat internasional untuk Indonesia. Yang aneh, Denny tak datang langsung dalam acara tersebut, hingga akhirnya Deddy Corbuzier menjelaskan jika beliau ternyata telah meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2018 di usia 49 tahun. Yang miris, meninggalnya Denny Thios tak banyak diketahui. Hal ini tentu begitu miris, karena sosoknya seolah dilupakan begitu saja setelah pensiun menjadi atlet.

Jika membahas soal atlet, rasanya memang cukup bikin miris. Terlebih jika mereka menjalani hidup yang sangat berat di masa tuanya. Perjuangan untuk mengharumkan nama bangsa di masa lalu seolah terlupakan. Semoga ke depannya Indonesia lebih memerhatikan para atletnya, hingga tak ada lagi keraguan orang tua jika anak-anak mereka memiliki bakat dan minat dalam cabang olahraga.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *