Kasus Covid RI Sepekan Naik 100% Lebih

Pasang Iklan Disini

Wikimedan.com – Kasus Covid RI Sepekan Naik 100% Lebih. Kasus Covid-19 di Indonesia meningkat tajam pekan lalu. Tambahan kasus baru pada sepekan terakhir mencapai 105,7%.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (19-13 Juni 2022) mencapai 7.587, naik 105,7% dibandingkan pekan sebelumnya (6-12 Juni 2022) yang tercatat 3.688.

Jumlah tambahan pada sepekan terakhir juga meloncat tajam pada dua pekan lalu yakni 2.385. Kasus Covid-19 terus merangkak naik dalam tiga pekan terakhir.

Kenaikan kasus bahkan terus menunjukkan angka yang signifikan. Pada tiga pekan lalu, kasus Covid naik 30,7% dan pekan lalu melonjak 54,6% sementara sepekan terakhir 105,7%.

Data BNPB juga menunjukkan tambahan kasus baru selalu di atas 1.000 dalam lima hari terakhir. Padahal, sepanjang 13 April hingga 14 Juni 2022, tambahan kasus tidak pernah menembus 1.000 per hari.

Wilayah Jawa masih menjadi penyumbang kasus terbesar dengan jumlah mencapai 7.301 atau 96,2% dari total kasus. Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat mencatatkan penambahan kasus hingga 100%.

Dalam sepekan terakhir, tambahan kasus Covid di Jakarta mencapai 4.445 atau naik 129,1% dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu, kasus di Jawa Barat melonjak 106,6% menjadi 1.186. Kenaikan drastis juga dicatatkan Jawa Timur. Kasus di provinsi tersebut bertambah 73,5% menjadi 413 ada sepekan terakhir.

Lonjakan juga terjadi pada angka positivity rate. Sepekan terakhir, rata-rata positivity rate mencapai 2,29%. Level tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 0,99% atau dua pekan sebelumnya yang tercatat 0,71%.

Pada Minggu (19/6/2022), positivity rate bahkan menembus 3,61%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 3 April lalu (3,7%) atau dua bulan lebih. Kasus kematian pada sepekan terakhir juga meningkat 63% menjadi 44 jiwa dari pekan sebelumnya yang tercatat 27 jiwa.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengingatkan jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan masih jauh dibandingkan angka sebenarnya. Pasalnya, jumlah tes semakin berkurang.

Merujuk data BNPB, jumlah orang yang melakukan tes Covid dalam sepekan terakhir rata-rata mencapai 48.667. Jumlah tersebut naik tipis dibandingkan pekan sebelumnya yakni 47.367 tetapi kalah jauh dibandingkan pekan pertama Maret yang menembus 200.000 per hari. Sebagai catatan, pemerintah menghapus tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan mulai 8 Maret lalu.

“Kita bukan negara yang melakukan strategi tes dan tracing aktif dan ada kebiasaan masyarakat kita kalau sakit di rumah saja, tidak tes ya bisa jadi kasus kita sebenarnya bisa 20.000 atau bisa kurang, kita jadi tidak tahu karena tesnya sedikit,” tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.


Dicky berharap pemerintah mengkaji ulang beberapa kebijakan dalam protokol kesehatan seperti pemakaian masker dan pembatasan kapasitas. Terlebih, virus varian BA.4, BA.5 berkembang cepat di saluran pernafasan bagian atas dan lebih sering terdeteksi di hidung. “Memakai masker dan membatasi kapasitas sangat terbukti bisa menekan kasus,” imbuhnya.

Dia berharap program vaksinasi booster juga terus digalakan sebagai modal imunitas. Pasalnya, subvarian BA.4, BA.5 bisa menginfeksi mereka yang sebelumnya pernah terinfeksi. Subvarian tersebut juga mampu melakukan replikasi dengan cepat dan menyerang mereka yang sudah divaksin.

“Kasus akan naik. BA.4, BA.5 bisa berpotensi menimbulkan gelombang IV. Kalau kita tidak merespon dengan cepat, kita akan keteteran dengan kecepatan virus ini menyebar sehingga kelompok rawan seperti penderita komorbid bisa bergejala,” imbuhnya.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *