Harga Emas Gagal Mendapat Kejelasan Arah Setelah Suku Bunga China Hawkish
Perjuangan pergerakan harga emas terus berlanjut untuk bisa memberikan kepastian arah selanjutnya. Namun usaha tersebut kembali mengalami kegagalan setelah bank sentral China (PBoC) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya. Saat ini perdagangan logam mulia hanya bergerak di kisaran level harga 1.500 sampai 1.480 sejak pembukaan pasar hari Senin ini (21/10).
Logam mulia sebelumnya sempat menaruh harapan akan mendapatkan dorongan pergerakan setelah rilis kebijakan moneter dari PBoC. Namun pada akhirnya PBoC merilis keputusan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga pinjaman satu tahunan di level 4,20 persen. Hasil ini telah mengecewakan prediksi pasar sebelumnya dimana melihat PBoC akan melakukan pelonggaran kembali dengan memotong suku bunga menuju ke 4,15 persen.
Walaupun tidak mendapatkan dorongan kenaikan, harga emas tampak masih mampu defensif atas optimisme ekonomi China. Pasalnya logam mulia sering memberikan respon yang negatif jika bank sentral menyampaikan keputusan suku bunga yang hawkish. Sampai saat ini para pelaku pasar dan investor tidak ingin melakukan pembelian. Meskipun dalam analisa teknis saat ini logam mulia sudah dalam fase jenuh jual.
Tolak ukur sentimen risiko yang juga mampu digunakan untuk tolak ukur harga emas, yaitu yield obligasi Treasury pemerintah AS dalam tenor 10 tahun tidak mengalami perubahan tetap di 1,75 persen. Sayangnya imbal hasil AS juga tidak memberikan arah pergerakan yang jelas sejak pertengahan bulan kemarin. Kemungkinan juga sedang menunggu adanya katalis utama sebagai penggerak.
Logam mulia akan berada di dalam tekanan yang besar jika memang imbal hasil obligasi Treasury pemerintah AS berada di level harga 1,80 persen. Dinamika sentimen risiko global akan menjadi fokus perdagangan emas selanjutnya. Kabar pembaruan mengenai Brexit dan perdagangan AS-China akan terus diawasi oleh para pelaku pasar.