Ferdinand Sebut Jokowi Presiden yang Banyak Berkhayal Seperti Trump
[ad_1]
Wikimedan – Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam puncak Pertemuan International Monetary Fund (IMF)-World Bank di Bali tengah menjadi sorotan. Pasalnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu menganalogikan perkembangan ekonomi global saat ini layaknya film Game of Thrones.
Jokowi menyampaikan, negara ekonomi maju telah mendorong negara ekonomi berkembang untuk membuka diri dan ikut dalam perdagangan bebas serta sistem keuangan terbuka. Pidato Jokowi ini mendapat standing applause dari ribuan delegasi kedua lembaga dan tamu undangan lainnya.
Namun pidato Jokowi itu rupanya tak mendapat apresiasi positif dari partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Partai Demokrat. Menurut Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, pidato Jokowi khayalan belaka.
“Ini kan Pak Jokowi adalah Presiden yang banyak menghayal seperti Donald Trump banyak mengambil cerita-cerita khalayan,” ujar Ferdinand di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (12/10).
Ferdinand lantas merinci khayalan Jokowi. Misalnya, menyebut ekonomi akan segera bangkit. Namun, nyatanya hingga hari ini hal itu belum terealisasi.
“Sama seperti beliau berkhayal ekonomi meroket di bulan September, tapi tak kunjung meroket,” jelas Ferdinand.
Ferdinand pun menilai standing applause yang diberikan delegasi peserta pertemuan kepada Jokowi biasa saja.
“Namanya khayalan itu sering mendapat tepuk tangan, standing applause. Karena memang dilihat seorang anak kecil yang mampu becerita hebat itu pasti mendapat tepuk tangan,” sambungnya.
Di tempat sama, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Budiman Sudjatmiko menjelaskan kepada Ferdinand bahwa analogi Jokowi soal ekonomi global bagai Game of Thrones ada benarnya. Saat ini ada tujuh negara ekonomi kuat yang bisa mendorong ekonomi negara-negara lainnya.
“Ada beberapa pusat ekonomi dunia Uni Eropa, Amerika, China dan beberapa yang lainnya. Pusat-pusat ekonomi dunia dipacu oleh teknologi. (Maka) Kalau tidak segera berbenah, ekonominya tidak berkembang akan semakin ketinggalan,” kata Budiman.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan bahwa pidato Jokowi ini semata-mata untuk memotivasi negeri ini semakin berkembang. Sehingga tidak ketinggalan dengan negara-negara lain yang berhasil melewati revolusi industri.
“Jokowi ingin negara-negara berkembang untuk maju, terutama Indonesia, untuk bisa masuk ke wilayah revolusi industri keempat dengan memadukan tenaga digital dan tenaga biologi,” pungkasnya.
(sat/JPC)
[ad_2]