DPRD Pertanyakan Kinerja Dua Operator PAM Jaya
[ad_1]
Wikimedan – DPRD DKI Jakarta secara resmi telah menolak pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah (PMD) PD PAM Jaya. Pasalnya usulan penggunaan anggaran yang diajukan dinilai menjadi tanggung jawab dari dua operator yakni PT Aetra dan PT Palyja.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus merupakan salah satu anggota yang keras menolak pengajuan anggaran PD PAM Jaya. Sebab, Bestari melihat kegiatan yang disampaikan menjadi kewajiban bersama dua operator bukan pemerintah daerah.
“Dalam perjanjian itu, yang namanya urusan instalasi dan sebagainya, itu urusan operator. Kenapa, kok, tinggal tujuh tahun kontrak tiba-tiba tidak ada mau menambah pekerjaan sesuai kontrak? Kenapa Pemerintah mesti keluar uang lagi? Kalau memang sudah tidak sanggup lagi ya dihentikan kontraknya,” tegas Bestari, Rabu (19/9).
Lebih jauh, Bestari melihat ada dua langkah yang dapat diambil dalam persoalan ini. Pertama, mengakuisisi pengelolaan air secara menyeluruh, sedangkan yang kedua membentuk panitia khusus menyelesaikan persoalan ini.
“Ya bisa juga diakuisisi. Sedang dicarikan payung hukum dan perhitungannya. Lalu sekarang kami bikin panitia khusus buat neken, kalau perlu mereka yang kami laporkan ke Arbitrase Internasional,” jelas Bestari.
“Itu paling rasional. Ada tidak temuan-temuan yang tidak dilaksanakan. Apa yang belum, apa yang sudah. Kalian cuma di sini, mau makan doang, buangnya entah dimana-mana,” ucapnya.
Seperti diketahui PD PAM Jaya mengusulkan PMD sebesar Rp 1,2 triliun. Namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh DPRD DKI Jakarta. Adapun anggaran tersebut rencananya digunakan untuk beberapa keperluan kinerja PAM Jaya.
Penggunaan anggaran yang diusulkan, diantaranya untuk instalasi pembuatan SPAM itu Rp 650 miliar, sambungan lainnya Rp 150 miliar, relokasi akibat proyek-proyek BUMD Rp 116 miliar, reinforcement Rp 275 miliar.
Akibat penolakan itu Direktur Utama PAM Jaya Prayitno Bambang Hernowo menilai akan menghambat kinerja salah satu BUMD DKI ini. Karena tidak ada kucuran dana segar yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai program yang telah direncanakan.
“Ya, percepatan jadi tidak bisa kita lakukan. Tapi nanti kami ada pertemuan dengan PT Palyja dan PT Aetra, kami ada pertemuan cukup rutin untuk membahas kinerja, nanti biar sekalian saja bahas masalah ini,” katanya.
(rgm/JPC)
[ad_2]