Doktrin Anti-Jokowi, Prasetyo: Jangan Sampai Jadi Gorengan Politik
[ad_1]
Wikimedan – Polemik yang melibatkan salah satu guru di SMA 87 Jakarta membuat semua pihak geram. Pasalnya oknum Guru Agama itu diduga melakukan doktrin anti-Jokowi kepada muridnya saat jam pembelajaran.
Hal itu juga mendapat tanggapan dari, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Pras bahkan mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan terkait kebenaran hal tersebut. Sebab, hal ini menyangkut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini kan menyangkut nama Presiden, saya kan di dalam dinamika tahun politik ini. Saya nggak mau ini jadi gorengan politik. Jadi nggak ada gunanya gitu loh,” tutur Pras di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (10/10).
Lebih lanjut, Pras meminta oknum guru tersebut meminta maaf kepada masyarakat dan media sebab hal ini sudah ramai menjadi perbincangan publik. Sebab, Pras melihat anak-anak tidak baik diajarkan agama dengan cara doktrin politik.
“Kan ini nggak bagus apa urusannya agama dengan mendoktrin seorang anak yang bertumbuh besar jadi seperti itu, gitu loh,” jelasnya.
Agar tidak berlarut, Prasetyo meminta agar Kepala Sekolah SMA 87 Jakarta dapat menyelesaikan persoalan ini secara cepat dan tepat. Prasetyo meminta Kepala Sekolah memberikan pernyataan yang diakhiri dengan permintaan maaf.
Seperti diketahui Bawaslu Jakarta Selatan juga telah mendatangai sekolah. Mereka ingin memastikan kebenaran kabar tersebut kepada yang bersangkutan. Oknum guru berinisial N juga telah membuat surat penyataan permintaan maaf.
Berikut isi surat pertanyaan tersebut:
Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:
1. Pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, saya melakukan refleksi pembelajaran di masjid dengan menggunakan media video tentang bencana gempa dan tsunami
2. Selama dan setelah pemutaran video saya memberikan penjelasan/komentar tentang isi video. Ada kemungkinan saya salah ucap atau siswa salah mempersepsikan kalimat-kalimat penjelasan saya.
3. Sehubungan dengan itu, sebagai manusia yang tidak luput dari khilaf dan salah, dengan hati yang tulus saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa dirugikan dengan kejadian ini, khususnya kepada bapak Presiden Jokowi yang terbawa-bawa dalam masalah ini, dan juga kepada teman-teman wartawan. Saya berjanji akan lebih berhati-hati dimasa yang akan datang, agar ucapan dan tindakan saya tidak menyinggung siapa pun.
4. Saya mohon kepada teman-teman wartawan untuk menyebarluaskan permohonan maaf saya ini mefafui media
5. Saya juga mohon maaf kepada keluarga besar SMA Negeri 87 Jakarta yang merasa dirugikan atas kejadian ini, karena kejadian ini seharusnya tidak menyangkut institusi SMA Negeri 87 Jakarta.
(rgm/JPC)
[ad_2]