Diperiksa Secara Ketat, Dahnil Ingin Polisi Tidak Jadi Alat Politik
Wikimedan – Polda Metro Jaya hari ini melakukan konfrontasi terhadap tiga saksi atas kasus yang menjerat Ratna Sarumpaet. Konfrontasi tersebut berlangsung hingga enam jam.
Ketiga saksi yang dikonfrontasi yakni Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Nanik S Deyang, serta Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak.
Namun, Dahnil merasa tidak nyaman atas perlakuan dari penyidik terutama soal-soal pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dahnil berpesan agar pihak kepolisian sebagai penegak keadilan dapat berlaku netral.
“Saya melihat jangan sampai polisi menjadi alat politik. Berdiri tegaklah, apalagi dalam suasana politik seperti ini. Kami berulang kali dipanggil dan bagi kami pertanyaannya nggak substantif dan mengarah pada seolah-olah kami ini tersangka,” terangnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (26/10).
Dahnil mengaku tidak paham kenapa pernyataannya dengan saksi yang lain berulang kali ditanyakan. Merasa menjadi korban, Dahnil meminta untuk pihak kepolisian dapat bertindak profesional.
“Cara-cara begini harus dihentikan, saya ingin tentu polisi bekerja secara profesional. Sebab, saya datang dengan niat baik untuk memenuhi undangan dan proses hukum yang ada dan itu selalu kita lakukan,” jelas Ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Ke depan, Dahnil akan mengerahkan seluruh Tim sukses Pemenangan memantau dan mengawasi kasus Ratna. Sehingga, tidak ada tindakan yang terlihat menuduh atau mengarahkan kasus kepada hal-hal di luar perkara.
“Ini akan mengecewakan banyak pihak. Apalagi rasa ketidakadilan itu bisa kita lihat hari ini secara terbuka. Banyak kasus yang harusnya ditangani dengam cepat ternyata terbengkalai. Pokoknya seolah-olah kami yang mau dicari-cari gitu,” tandasnya.
(rgm/WMC)