Teknologi

Demi Menghindari Sanksi, Huawei Tunduk Pada Tuntutan keamanan Inggris

Indodax


Jakarta, Wikimedan – Raksasa telekomunikasi China Huawei, dilaporkan setuju untuk memenuhi tuntutan keamanan di Inggris agar bisa memainkan peran dalam membangun jaringan 5G generasi mendatang di negara itu. Keputusan tersebut diambil Huawei di tengah meningkatnya kekhawatiran global seputar aktifitas perusahaan yang dicurigai terkait aksi spionase.

Huawei menjadi sorotan di Inggris minggu ini setelah BT (British Telecommunications) mengatakan berencana untuk menghapus peralatan vendor China dari jaringan inti operator EE (Everything Everywhere) dalam waktu dua tahun karena masalah keamanan. Sebuah langkah yang mengindikasikan keraguan bagi masa depan Huawei di negara itu.

Namun, Financial Times melaporkan Huawei mungkin masih memiliki peran besar untuk dimainkan dalam peluncuran 5G setelah otoritas Inggris menyetujui untuk memenuhi persyaratan keamanan negara.

Mengutip sebuah sumber, eksekutif Huawei dan pejabat senior dari Pusat Keamanan Cyber Nasional (NCSC) Inggris, diketahui telah mengadakan pertemuan membahas masa depan bisnis Huawei di negara itu.

Dalam pertemuan tersebut, vendor peralatan yang berbasis di Shenzen itu, menyetujui sejumlah tuntutan teknis mengenai standar layanan. Huawei juga juga setuju untuk menulis surat resmi ke NCSC yang menguraikan kesepakatan untuk menangani masalah keamanan.

Meskipun telah memenuhi semua komitmen, Huawei kemungkinan masih akan menghadapi perjalanan yang sulit di Inggris dan di seluruh Eropa, menyusul komentar baru-baru ini dari Andrus Ansip, VP Komisi Eropa untuk Pasar Tunggal Digital.

Dalam sebuah konferensi pers, seperti dilaporkan Reuters, Andrus mengatakan bahwa Uni Eropa harus khawatir tentang Huawei dan perusahaan teknologi Cina lainnya. Karena memberikan potensi risiko keamanan terhadap blok tersebut.

Di Eropa, Jerman dan Inggris telah berada di bawah tekanan oleh kepala intelijen untuk membuat pendirian mereka terhadap Huawei menjadi lebih jelas.

Prasangka terhadap Huawei, berkembang menyusul langkah AS, Australia dan Selandia Baru. Ketiga negara telah mengeluarkan larangan terhadap vendor Cina untuk memasok peralatan dan jaringan 5G ke operator di negara-negara tersebut.

Kini langkah yang sama ditempuh Jepang yang tengah menyiapkan peraturan baru untuk melarang perusahaan itu mengajukan penawaran pada kontrak pemerintah.

Dewan pengawas Inggris yang memantau dan menguji perangkat perusahaan pertama-tama menimbulkan kekhawatiran pada bulan Juli tahun ini.

Keputusan Huawei untuk tunduk pada tekanan Inggris, menunjukkan bahwa pasar negara tersebut terbilang penting, mengingat Huawei kini tengah menghadapi pengawasan dari negara-negara Barat lainnya.

Pemerintah Inggris juga dapat mengklaim kemenangan besar dalam kenyataan bahwa Huawei bersedia mengubah praktik bisnisnya agar dapat terus beroperasi di pasar.

Berbicara kepada FT (Financial Times), analis IDC John Delaney mengatakan Huawei sekarang menjadi incumbent di Inggris dan jelas ingin tetap melanjutkan bisnis di sana.

Selain perjanjian jaringan inti sebelumnya dengan EE, Huawei memiliki jaringan 5G dengan sejumlah operator Inggris untuk peralatan Radio Access Network (RAN) seperti BTS.

“Masuk akal bagi Huawei untuk menempatkan prosedur nyata demi menghindari kekhawatiran yang semakin meluas. Mereka tidak ingin penularan menyebar ke negara lain”, kata Delaney.

Sejauh ini, kekhawatiran utama tentang Huawei berkisar pada kaitannya dengan pemerintah China. Vendor berlogo bunga merah menyala itu, selalu dikaitkan dengan praktek spionase dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi yang mereka bangun. Sesuatu yang kerap dibantah oleh Huawei.

Namun tekanan terhadap Huawei semakin nyata, setelah CFO Meng Wanzhou, putri pendiri perusahaan Ren Zhengfei, ditangkap di Kanada pada pekan lalu. Meng dicurigai melanggar sanksi perdagangan yang dikenakan terhadap Iran oleh AS.

Kategori : Berita Teknologi

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *