Culture Project Kritik Penguasa Dalam Single Perdana "Palu Dilupa" 

Pasang Iklan Disini

Wikimedan,PALU – Salah satu grup band asal Palu, Sulawesi Tengah yaitu Culture Project merilis single perdana berjudul “Palu Dilupa”. 

Lagu itu disebut sebagai curahan hati personel Culture Project atas ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi bencana ketika Palu dan sekitarnya diterjang tsunami.

Lagu itu diciptakan Umariyadi Tangkilisan. Nakhoda sekaligus gitaris grup band Culture Project. Lagu tersebut dirilis Minggu malam (29/12/2019) di Rumah Produksi S22 Palu, sekitar pukul 21.30 wita.

Dia menyebut Palu Dilupa diciptakan sejak tahun 2011. Namun, baru dirilis satu tahun pasca gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu dan beberapa daerah lainnya yang menelan banyak korban jiwa. 

Puluhan para penyintas bencana dari berbagai daerah datang menyaksikan penampilan Culture Project.

“Culture Project itu genrenya popular world music. Menurut kami adalah momen yang tepat untuk dirilis, setelah lagu Palu Dilupa dikemas lebih baik lagi dan emosinya diperkuat,” ungkap Adi, sapaan akrab Umariyadi Tangkilisan.

“Ini supaya relevan dengan apa yang terjadi dulu dan sekarang itu adalah peristiwa yang sama dengan keadaan yang berbeda dan tekanan lebih tinggi. Intinya penguasa kami tidak siap hadapi bencana,” lanjut Adi saat ditemui di belakang panggung malam apresiasi dan pertunjukan musik S22 itu.

Single perdana tersebut merespons kondisi kampung besar yang bernama Palu, sebagai ruang hidup yang dekat dengan spirit lokal yang tumbuh menjadi kota urban. Namun kehilangan nilai arif tradisi, keberanian yang masih salah sasaran hingga tidak berani mengambil keputusan.

Bagi dia, musik bukan sekadar hiburan. “Emosi yang kami rasakan kita kemas menjadi salah satu produksi dimana kebudayaan sebagai suatu proses yang tumbuh. Hari ini tak lepas dari apa yang terjadi dimasa lalu, yang berkontribusi dalam proses kebudayaan selanjutnya,” urai Adi.

“Dan malam ini, lagu Palu Dilupa sudah tersebar dan bisa didengarkan di 150 aplikasi streaming musik,” tambah dia.

Culture Project merupakan gagasan yang bermula dari seorang seniman arsitektur yang dibuat khusus untuk happening art di event teater dan pertunjukan kebudayaan yang dibentuk sejak tahun 2008 di Palu. 

Sudah menyebar beberapa karya musik tradisi Kaili yang dikemas ke ruang populer di dunia dalam sejumlah acara yaitu di Montpellier Festival 2017 Perancis dan Paris Music Festival 2018. 

“Sebagai musisi kita itu harus tetap berkarya. Jadi bencana yang menerjang Palu dan sekitarnya tidak bisa mematikan kreativitas kami. Setelah bencana, kita semua butuh makan dan minum. Kita juga butuh siraman mental dan saya harap musik bisa mengisi ruang itu,” tutur Adi.

Setelah beberapa kali pergantian personel, Culture Project saat ini bertahan dengan dengan format Zhul Usman (vokal), Umariyadi Tangkilisan (gitar dan vokal), Ayub Lapangandong (Bass vokal), dan Riyan Fauzi Azhari (Gitar, synthesizer, vokal). 

Grub band ini berkomitmen menggarap dan memanggungkan karya musik yang berpijak pada kekinian yang relevan terhadap lokal maupun global.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *