Cryptocurrency

CEO Ripple Mempertanyakan Kegunaan JPM Coin

Indodax


Dilansir dari Ethereum News World, Brad Garlinghouse, CEO Ripple, mempertanyakan tujuan JPM Coin. Pada pertengahan Februari 2019, raksasa Wall Street J.P. Morgan Chase mengumumkan rencana untuk membuat JPM Coin, pseudo-stablecoin yang akan berfungsi meningkatkan jaringan pembayaran internalnya. Setelah pengumuman itu, beberapa analis dengan cepat mengatakan bahwa JPM Coin akan menjadi hukuman mati bagi pesaing protokol pembayaran Ripple. Namun, Garlinghouse mengklaim bahwa koin perbankan “masih bukan jawabannya” dan bahwa JPM Coin “salah mengerti.”
Pada 6 Maret lalu, ketika berbicara dalam wawancara di Blockchain Summit tahunan di Washington D.C., CEO Ripple terus membagikan lebih banyak pemikirannya tentang proyek stablecoin J.P. Morgan. Secara khusus, Garlinghouse mengasah kurangnya interoperabilitas dalam JPM Coin. Bank saingan seperti Morgan Stanley atau Citigroup tidak akan dapat mengambil manfaat dari jaringan pembayaran internal yang dibuat J.P. Morgan itu, sehingga membatasi daya tariknya.
Mengingat kurangnya jangkauan yang akan dimiliki stablecoin pembayaran internal melebihi klien J.P. Morgan, Garlinghouse mempertanyakan tujuan mengembangkan proyek tersebut. Menurut Garlinghouse, bank akan lebih baik hanya menggunakan dolar AS, dan menyiratkan bahwa JPM Coin gagal memberikan solusi dunia nyata.
Pekan lalu, Binance Research menerbitkan laporan baru yang menyatakan bahwa stablecoin J.P. Morgan tidak mungkin bersaing dengan Ripple atau XRP. Laporan itu mengutip kurangnya interoperabilitas antar lembaga sebagai kelemahan serius terhadap adopsi koin. Sementara komentar Garlinghouse bergema hampir sama dengan para peneliti Binance. CEO Ripple itu mengakui bahwa JPM Coin dapat meningkatkan popularitas mata uang kripto.
Dua minggu terakhir menjadi perjalanan naik dan turun bagi koin Ripple dan XRP. XRP telah membuat jalan ke Coinbase yang popular, sehingga memberikan pergerakan harga setelah ditinggalkan investor yang kecewa. Beberapa komunitas menuduh perusahaan induk Ripple membayar untuk listing koin di Coinbase . Akan tetapi, pada hari Senin (4/3/2019), perusahaan blockchain yang berbasis San Fransisco tersebut dinobatkan sebagai 20 teratas untuk bekerja di Bay Area, dan mewakili satu-satunya perusahaan berbasis blockchain atau kripto.
Sumber: Ethereum World News
Like this:Like Loading…

Related

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *