CEO Pemilik Kripto US$150 Juta Meninggal di Wilayah Mafia Kematian Palsu
Berita ini terkait dengan tulisan sebelumnya di CoinDaily. Dilansir dari Newsbtc, pada tahun 2013 Elizabeth Greenwood melakukan perjalanan ke Filipina. Mobil sewaannya menabrak kendaraan lain di Manila. Menurut banyak saksi mata, pelancong Amerika itu menderita luka-luka serius. Para dokter di rumah sakit setempat menyatakan kematiannya. Otoritas Manila setempat mengeluarkan sertifikat kematiannya.
Kisah itu kemudian menjadi buku “Playing Dead: A Journey Through the World of Death Fraud” yang ditulis oleh orang yang sama yang dinyatakan meninggal, Elizabeth Greenwood. Pada kenyataannya, penulis sedang menyelidiki mafia kematian palsu di Filipina. Dalam sebuah wawancara dengan Telegraph, dia mengakui bahwa ide itu datang ketika dia membayangkan bagaimana caranya menghindar dari hutang kuliahnya yang besar.
Penelitian Greenwood menemukan bahwa orang yang ingin melarikan diri dari hutang atau tanggung jawab pribadi berpura-pura memalsukan kematiannya. Ada industri yang siap dengan “kit kematian.” Mereka dapat merekrut dokter, administrator, dan saksi hanya dengan biaya US$100. Filipina dan India merupakan negara yang paling banyak dicari untuk mendapatkan “sertifikat kematian asli yang kematiannya palsu” dengan mudah.
Jadi, ketika ada bos bursa kripto memutuskan untuk melakukan perjalanan filantropis ke salah satu negara itu dan kemudian meninggal dalam keadaan misterius, dengan membawa “kunci” jutaan dolar kripto, banyak orang merasa sulit untuk mencerna ceritanya. Bursa QuadrigaCX saat ini menghadapi tuduhan berbohong tentang kematian CEO mereka, Gerald Cotton.
Mafia Sertifikat Kematian Palsu di India
Wartawan investigasi di India menemukan banyak kasus yang orang berusaha menipu keluarga, rentenir, dan perusahaan asuransi. Times of India, salah satu surat kabar terkemuka di negara itu, mengungkapkan geng di Mumbai dapat mengeluarkan semua jenis sertifikat palsu, baik itu kematian, pernikahan, kelahiran, atau apa saja.
Jaipur, kota tempat Cotton meninggal, adalah kota kecil jika dibandingkan dengan kota metropolitan seperti New Delhi dan Mumbai. Seseorang dapat menerima sertifikat kematian hanya dengan mengirimkan formulir aplikasi, tanda terima challan, dan Kartu Aadhar. Dalam kasus Cotton, keluarganya harus menyerahkan dokumen paspornya, bukan Kartu Aadhaar.
Reaksi Komunitas atas Kematian CEO QuadrigaCX
Komunitas kripto percaya bahwa seluruh episode ini berubah menjadi kegagalan. Tidak ada liputan berita tentang kematian Cotten di India meskipun ada uang kripto yang terkait senilai US$190 juta.
Redditor TOYAKE menulis, “Cotton mengalami masalah keuangan di perusahaannya, jadi dia pergi ke India untuk bekerja di panti asuhan? Saat menderita Crohn, dia memutuskan untuk pergi ke India? Menikah dan mengatur wasiat dalam waktu satu bulan setelah “kematiannya”. Berhasil membuat rencana (US$100 ribu) bagi kedua anjingnya untuk dirawat. Tidak berpikir untuk memastikan hampir US$200 juta bursanya juga dijaga.”
Jesse Powell, CEO bursa Kraken, juga menulis, “Kami memiliki ribuan alamat wallet yang diketahui milik QuadrigaCoinEx dan sedang menyelidiki kejadian aneh dan, terus terang, kisah yang tidak dapat dipercaya tentang kematian pendirinya dan kehilangan kunci.”
Sementara itu QuadrigaCX telah mencapai pengadilan untuk perlindungan kebangkrutan. Bursa Kanada itu mengkonfirmasi bahwa pihaknya berupaya menyelesaikan masalah likuiditas terhadap permintaan penarikan kripto yang meningkat.
Pada laman web QuadrigaCX tertulis, “Selama beberapa minggu terakhir, kami telah bekerja secara luas untuk mengatasi masalah likuiditas kami, yang mencakup upaya untuk menemukan dan mengamankan cadangan uang kripto kami yang sangat signifikan yang disimpan dalam cold wallet.”
Sumber: Newsbtc
Like this:Like Loading…
Related