Berita Nasional

BFI Finance Targetkan Pembiayaan Rp 600 Miliar ke Industri Percetakan

Indodax









Berita hari ini – Perkembangan industri percetakan yang begitu pesat mendorong perusahaan pembiayaan BFI Finance menyiapkan pendanaan yang lumayan besar untuk memenuhi kebutuhan kredit sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini. Tahun ini, perusahaan pembiayaan yang telah go public sejak 1990 ini mentargetkan membiayaan di sektor percetakan sebesar Rp 600 miliar.







“Sampai dengan September 2018, kita telah memberikan pembiayaan kepada perusahaan percetakan sekitar Rp 406 miliar,” ujar Yoga Aryanto, Senior VP Machinery dan HETO (Heavy Equipment, Truck and Others) BFI Finance saat ditemui di pameran industri percetakan, All Print 2018 di Jakarta, Rabu (24/10).







Bidikan pengembangan bisnis pembiayaan ke sektor percetakan, kata Yoga, tak lepas dari perkembangan era digital, dimana industri percetakan masih terus mencatat pertumbuhan yang positif setiap tahunnya. Data Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) mencatat industri percetakan diproyeksikan akan tumbuh sekitar 5 persen tahun ini.







Pertumbuhan ini diprediksi akan lebih besar lagi tahun depan dengan adanya penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan presiden. Tahun depan, permintaan produk percetakan diperkirakan akan lebih besar dari permintaan reguler seperti buku, majalah dan barang cetakan rutin lainnya.







“Terlepas dari peralihan era konvensional ke era digital, kami optimis bahwa industri ini akan terus bertahan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada karena adanya permintaan konsumen,” kata Yoga.







Ia menyebutkan sampai dengan kuartal III, 2018, BFI Finance mencatat pembiayaan baru untuk produk mesin sebesar 4.3 persen year on year (YoY) menjadi Rp 406.59 miliar. “Kami targetkan pembiayaan untuk industri percetakan dikisaran Rp 560 hingga Rp 600 miliar tahun ini,” katanya.








Secara nasional BFI Finance terus konsisten mencatat pertumbuhan positif dengan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp12,7 triliun, atau tumbuh 24,2 persen dibanding periode yang sama di 2017 sebesar Rp10,2 triliun.








Dari nilai pembiayaan baru tersebut, pembiayaan mobil bekas masih mendominasi dengan komposisi nilai pembiayaan sebesar 68 persen, diikuti dengan pembiayaan motor sebesar 15 persen, alat berat dan machinery sebesar 14 persen, serta mobil baru dan properti dengan kontribusi masing-masing sebesar 2 persen dan 1 persen.







Keseluruhan pencapaian ini mendongkrak pertumbuhan piutang bersih sebesar 24,5% yoy menjadi Rp17,7 triliun dengan total aset sebesar Rp19,4 triliun atau meningkat 26,8% dari periode yang sama di 2017.





















(ask/JPC)


Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *