Berita : Bocah ini Idap Leukimia Langka
Wikimedan – Mevlan Savero Suhariyanto, 6, terkulai lemas di ruang HCU Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Selama 24 hari terakhir, anak pertama dari tiga bersaudara itu menjalani perawatan intensif atas penyakit yang cukup langka. Yakni, Juvenile Myelomonocytic Leukemia (JMML).
Setiap hari, Mevlan harus menggunakan selang oksigen yang selalu menempel di hidungnya. Puluhan obat juga harus masuk ke tubuh Mevlan. Bahkan tubuhnya harus rela ditusuk suntik dengan jarum seukuran yang biasa digunakan untuk menjahit karung beras. Terkadang, dia menjalani fisioterapi.
Ibunda Mevlan, Aprilia Maya Rista, 27, mengatakan, anak pertamanya sudah hampir 4 tahun didiagnosa menderita Anemia Aplastik. Tepatnya sejak 2015. “Saat itu usianya 2,5 tahun. Sekarang usianya 6 tahun,” ujarnya kepada Wikimedan.
Perempuan yang akrab disapa Rista itu menceritakan, Mevlan mulai merasakan sakit sejak 2014 ketika berumur 1,5 tahun. Saat itu, Mevlan mengeluh sakit pada bagian perut bawah sebelah kanan. “Ketika saya cek, ternyata ada usus yang menonjol. Kemudian dia divonis terkena hernia,” terangnya.
Sejak saat itu, tubuh Mevlan kerap muncul lebam-lebam berwarna biru. Dokter pun menyarankan agar Mevlan menjalani operasi hernia. Pascaoperasi, Mevlan dinyatakan sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga di rumah. Rista pun senang.
Namun, lebam-lebam di tubuh Mevlan rupanya tak kunjung hilang. Bahkan bertambah parah. Mevlan kemudian harus kembali dilarikan ke rumah sakit. “Satu tahun kemudian, Mevlan divonis terkena anemia aplastik. Ketika dibawa ke UGD, kondisinya drop. HB (hemoglobin) tinggal 3,5 dan trombosit tinggal 10 ribu,” jelas perempuan berkacamata itu.
Sejak saat itu, Mevlan harus menjalani perawatan intensif. Setiap empat hari sekali, Mevlan harus melakukan transfusi darah. “Kami tidak berani membawa Mevlan pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Meski kondisinya sempat membaik, kami harus terus mengawasi,” tutur Rista.
Akhir-akhir ini, kondisi Mevlan semakin drop. Bahkan terjadi pembengkakan di beberapa tubuh kecilnya. Seperti di persendian kaki, hati, limpa, dan jantung. “Juga sesak nafas. Karena di paru-parunya terdapat penumpukan cairan. Makanya tidak bisa lepas dari oksigen,” terangnya.
Rista mengaku sudah hampir satu bulan jarang melihat anaknya tersenyum. Mevlan sendiri sering mengeluh badannya sakit semua. “Biasanya, sehari-hari dia ceria. Entah kenapa akhir-akhir ini kondisinya sering drop,” bebernya.
Setelah di BMP ulang, ternyata hasil diagnosanya berubah menjadi JMML. Suatu leukimia tipe langka yang hanya diderita 3 dari 1 juta anak. Rista mengaku tidak mengetahui apa penyebab datangnya penyakit tersebut.
Selama berada di rumah sakit, Mevlan tergolong cukup banyak makan. Tidak seperti kebanyakan bocah lain yang ketika sakit susah makan.”Makannya banyak banget. Kadang sebelum jam makan siang, dia sudah minta makan lagi. Tapi badannya kecil, hanya 19 kg,” jelasnya.
Harapan untuk kesembuhan Mevlan yakni dengan cangkok sumsum tulang yang membutuhkan biaya cukup fantastis. Yakni, sekitar Rp 2 miliar. Selain itu, operasi hanya bisa dilakukan di luar negeri. Seperti di Singapura, Malaysia, Thailand atau India. “Dokter menyarankan operasi dilakukan di Singapura. Tapi mahal sekali,” tuturnya.
Selama ini, biaya perawatan Mevlan ditanggung BPJS. Serta dibantu dengan anggota keluarga yang lain. Rista merasa sangat terbantu akan hal tersebut. Apalagi dirinya yang tidak bekerja. Sementara sang suami hanya bekerja serabutan setelah terkena PHK 4 tahun lalu.
“Saya ibu rumah tangga. Anak saya ada tiga. Mevlan dan dua adiknya. Sesekali juga jualan online. Sementara suami bantu goreng kerupuk di usaha milik saudara. Namun kalau waktunya jaga anak, ya ditinggal. Menyesuaikan sama anak aja,” paparnya.
Selama merawat Mevlan, Rista pernah berada di titik terbawah hidupnya. Bahkan sempat terlintas di pikirannya ingin mengakhiri hidupnya. “Sempat kepikiran aneh. Suami nggak kerja, anak sakit. Saya ingin bunuh diri, anak diajak. Karena kalau bunuh diri sendiri nanti anak gimana,” cerita Rista.
Untung saja pikiran negatif itu cepat berlalu. Rista ingin terus berjuang untuk kesembuhan anaknya. Selama ini, Rista bersama suami sudah berupaya mengumpulkan donasi demi kesembuhan anaknya. Salah satunya melalui kitabisa.com.