Bawa Nama Ahmad Dhani, Dahnil Anzar Merasa Tersudutkan

Pasang Iklan Disini





Wikimedan – Pemeriksaan dengan berkonfrontasi antara tiga saksi, terkait kasus hoaks Ratna Sarumpaet berujung kekecewaan. Kuasa Hukum yang mewakili ketiga saksi, Hendarsam Marantoko menyampaikan pihak kliennya tersudutkan.





Adapun ketiga saksi yang dihadirkan adalah  Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, juga Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang dan Koordinator juru bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak.





Hendarsam melihat pengajuan pertanyan-pertanyaan kepada saksi bersifat tendensius ini tidak hanya dialami oleh tiga saksi. Tetapi juga pihak musikus ternama, Ahmad Dhani.


Bawa Nama Ahmad Dhani, Dahnil Anzar Merasa Tersudutkan

Ilustrasi cerita kebohongan Ratna Sarumpaet (Rofiah Drajat/ Wikimedan)





“Sama di beberapa perkara, aktivis-aktivis yang sudah terkena, kami ambil contoh masalah Ahmad Dhani yang terkena kemarin seperti itu. Kami rasa juga itu dipaksakan,” tegasnya di Polda Metro Jaya, Jumat (26/10).





Kasus bermula dari Dhani, yang berada di Hotel Majapahit Surabaya, hendak menghadiri deklarasi tagar 2019 ganti presiden pada Minggu (29/8). Namun dia dihadang oleh sejumlah anggota Koalisi Bela NKRI, sehingga Dhani harus tetap berada di hotel. Dalam videonya, Dhani diduga menyebut orang-orang yang menghadangnya idiot.





Hendarsam melihat kepolisian harus memiliki kewenangan yang tepat agar tidak terjadi kesewenang-wenangan. Dia berharap ke depannya kasus dapat tertangani dengan sikap yang objektif dan tidak melebihi batas.






Sementara itu, Dahnil pun menambahkan banyak kasus-kasus di pihaknya yang tertangani secara terbengkalai. Seperti kasus Ahmad Dhani yang menyebut kata ‘idiot’, namun pihak lain yang berperilaku sama tidak ditindak seperti Dhani.






“Banyak kasus yang harusnya ditangani dengan cepat ternyata terbengkalai. Beberapa kasus misalnya kata-kata Ahmad Dhani yang kemudian dianggap tidak pantas tapi di sisi lain, banyak orang menggunakan kata yang sama tapi tidak diapa-apain,” pungkasnya.





(rgm/WMC)


Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *