AUDJPY Turun Setelah Data China Negatif, Fokus Ke Data Produksi Industri Jepang
Permintaan terhadap mata uang Dolar Australia turun setelah rilis data ekonomi utama dari China yang lebih rendah dari sebelumnya. Saat ini pasangan mata uang AUDJPY diperdagangkan di sekitar level harga 68,400 karena dominasi dari Yen Jepang. Sebelumnya pasangan hampir tidak memberikan respon atas rilis data dari China tersebut. Namun beberapa saat setelahnya pasangan memilih untuk bearish.
Produk domestik bruto China dilaporkan berada di level -6,8% dalam kuartal ke kuartal pada laporan Q1 2020 ini. Hasil itu lebih rendah dari prediksi awal yang berada di -6,5% dan dari laporan data kuartal sebelumnya. Sementara itu data lainnya seperti produksi sektor industri tampak lebih baik dari prediksi awal yaitu menuju ke -1,1% dari prediksi awal di -7,3%. Dengan hasil itu maka pasangan hampir tidak bergerak sama sekali karena data campuran.
Dari lain sisi, mengenai virus Corona sepanjang sesi Asia ada berita positif tentang obat yang bisa menurunkan panas dan gejala gangguan pernafasan. Optimisme juga datang dari harapan pedagang global terhadap pembukaan semua aktivitas di AS dan beberapa negara lain. Dengan dibukanya kembali semua aktivitas ekonomi maka diharapkan perekonomian AS mampu bangkit dari keterpurukan.
Namun di tengah Dolar Australia turun saat ini, tolak ukur sentimen risiko yaitu imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun mampu mengalami kenaikan. Saat ini yield Treasury sedang berada di sekitar level 0,683% bangkit 7 basis poin. Saham Australia ASX 200 juga tampak diperdagangkan dalam bias bullish.
Setelah Dolar Australia turun karena respon dari data pertumbuhan PDB China, pasangan AUDJPY selanjutnya tampak akan fokus ke rilis data mengenai produksi industri dari Jepang. Data itu diprediksi akan berada di level -0,4% bulan ke bulan.