Berita Nasional

Armada Pilih Manggung Keliling Indonesia daripada di Luar Negeri

Indodax


Wikimedan – Bisa Go-International tentunya menjadi mimpi mayoritas musisi Indonesia. Namun, lain halnya dengan Armada. Band pop yang hit dengan single Asal Kau Bahagia ini justru enggan manggung di luar negeri.

“Indonesia sih masih banyak kita belum datengin,” ucap Mai, gitaris armada, saat berkunjung ke kantor Jawa Pos, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Hal itu dibenarkan oleh Rizal, sang vokalis. Menurutnya, manggung di luar negeri pun kebanyakan penontonnya adalah orang Indonesia. Lain ceritanya jika lagu-lagu Armada digemari oleh penduduk Hollywood.


Armada – Asal Kau Bahagia (Official Lyric Video)
(YouTube/ Armada Band)

“Manggung diluar negeri juga yang nonton orang Indonesia juga, Hongkong? Victoria Park? Masih mending yang main musik tradisional. Itu yang nonton bule semua,” timpal Rizal.

Mai pun menceritakan alasan manggung di Indonesia lebih seru, khsususnya di second atau third city. Menurutnya, manggung di kota kecil banyak pengalaman seru dan terlupakan.

“Tahu Taliabu nggak? Mendaratnya di Maluku, habis itu kita masih naik speedboat 8 jam ke sana, wah gila sih perjalanannya,” kisah Mai antusias.

Perjuangan orang-orang untuk menonton sebuah pertunjukan di daerah memberikan kesan dan energi yang melimpah untuk para personil Armada. Mulai dari turun gunung, hingga menyebrang laut.

“Ada yang kita manggung nyampe venue masih kosong, puluhan orang doang. Pas 15 menit mau manggung udah penuh. Pas turun panggung penuh banget. Ada yang kita manggung yang nonton di darat dikit, tapi nonton di laut banyak pada naik perahu, ada yang bawa obor turun dari bukit buat nonton kita,” timpal Rizal.

Setiap daerah diakui Armada memiliki kesan masing-masing. Apalagi daerah yang baru mereka ketahui saat manggung. Berbeda jauh sensasinya dengan manggung di kota-kota besar.

“Di kota-kota besar biasa aja. Kalau daerah ada yang dateng orang naik truk 3-4 jam demi nonton kita,” tutur Rizal.

“Gini, di saat manggung di kota besar dan second city akan lihat ekspresi orang-orang yang jauh lebih bahagia, di kota besar selow aja mereka, mereka udah biasa. Kalau second city sampai turun gunung,” sambung Mai.

Banyak pengalaman unik pun terjadi saat Armada manggung di daerah. Mulai dari naik pesawat foker dengan tempat landasan ala kadarnya, hingga disambangi penggemar yang berpura-pura menjadi petugas kesehatan.

“Kita pernah pas di daerah Pulau Seram atau mana gitu, naik pesawat foker pilotnya ibu-ibu pake jilbab landing di tanah biasa. Dulu itu, 2014, mungkin sekarang udah ada bandara kali,” Mai bercerita.

“Ada juga kita pernah pas istirahat, diketok-ketok pintunya malem-malem ngaku dari dokter ngaku-ngaku mau cek kesehatan, wah banyak lah aneh-aneh,” sambung Rizal.

Armada pun bersyukur menjadi band yang terbilang awet di industri musik tanah air. Mulai dari dibayar dengan bayaran ungkapan terima kasih dan nasi kotak, hingga sekarang menerima gaji yang mumpuni.

“Tapi yang the best itu pas zamannya nama kita masih Kertas band, itu tur Sumatera 3 bulan, Padang, Riau, dan lainnya, 3 bulan nggak pulang. Pulang-pulang gaji 7 juta rupiah kita satu orang. Bahagianya kita,” kisah Rizal antusias.

“Zaman armada gaji pertama 9 juta itu 2010-2011. Itu senengnya udah kaya punya lamborghini kali ya . Alhamdulillah ya, kita (bisa sampai saat ini),” tutup Rizal mengakhiri cerita.

(yln/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *