Analis Prediksi LG Masih Menjadi Penggembira di Segmen Premium

Jakarta, Wikimedan – Seorang analis perangkat mobile terkemuka, David McQueen, secara terbuka memperingatkan LG Electronics. Vendor asal Korea itu dinilai tak akan beranjak ke mana-mana, jika mencoba bersaing di segmen tertinggi pasar smartphone, khususnya perangkat seharga lebih dari USD1.700.
David yang juga menjabat sebagai Direktur Riset untuk Perangkat Konsumen dan Teknologi Strategis di ABI Research, mengatakan bahwa sulit untuk menilai kemungkinan smartphone LG Signature Edition, mendapat respon pasar yang sangat baik, di tengah animo yang tetap tinggi terhadap vendor lain yang sudah mapan.
Sebelumnya, LG telah merilis batch pertama varian Signature Edition, yang diklain terjual sebanyak 200 unit pada Juli 2018. LG kemudian merilis LG Signature Edition berikutnya secara terbatas, yakni 300 unit pada Agustus lalu.
Edisi spesial ini dibandrol seharga 1.999.800 won atau setara Rp 25 juta. Daya tarik ‘LG Signature Edition’ adalah kecerdasan buatan (AI) dikendalikan pengaturan kamera.
Kualitas suara premium hasil kolaborasi dengan Bang & Olufsen (B & O), merek audio terkenal di dunia. LG juga menawarkan headphone B & O senilai Rp 9 jutaan (Beoplay H9i) kepada pelanggan untuk menikmati kualitas suara mewah.
LG Signature Edition terbuat dari bahan-bahan premium. Seperti zirkonium keramik yang diproses khusus pada bagian belakang produk, yang bisa mempertahankan keasliannya bahkan ketika digunakan untuk waktu yang lama. Zirkonium adalah material yang sulit diproses, tetapi tahan gores dan merupakan bahan favorit untuk merek jam tangan mewah yang memiliki daya tahan lama.
LG juga membedakan layanan purna jual dengan menerapkan konsultan khusus kepada pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Handphone ini juga diukir dengan nama pembelinya.
LG Signature Edition tidak hanya lebih cepat dalam hal multitasking dengan RAM 6GB, tetapi juga memiliki memori internal 256GB sehingga pengguna dapat menyimpan foto, suara dan video berkualitas tinggi lebih banyak.
Meski mengusung fitur dan fasilitas yang terbilang wah, jauh di atas pesaing, terutama material dengan bahan-bahan premium, McQueen mempertanyakan strategi LG dengan perangkat tersebut. Terutama harga yang terbilang mahal.
“Saya sangat meragukan merek LG. Sejauh ini LG memiliki banyak keterbatasan untuk mendukung produksi smartphone berbiaya tinggi,” katanya.
Menurut McQueen, selain Apple, vendor smartphone biasanya beralih ke merek premium lain, untuk menyediakan produk yang sangat berbeda. Ia menunjuk kolaborasi yang dilakukan oleh Huawei dan Porsche. Kolaborasi keduanya menghasilkan Huawei Mate Porsche Design.
McQueen mencatat, dalam beberapa tahun terakhir LG kehilangan pangsa pasar yang signifikan di hampir semua tingkatan pasar smartphone.
Saat ini tiga vendor teratas masing-masing Apple, Samsung dan Huawei, menguasai segmen premium. Sedangkan produsen-produsen yang berbasis di China, seperti Xiaomi, Oppo dan Vivo terlibat persaingan ketat dalam memperebutkan pasar di segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebaliknya, LG terbilang sulit untuk melakukan diferensiasi produk terhadap para pesaing. Padahal, jauh sebelum kebangkitan vendor-vendor China, LG telah memproduksi ponsel dengan berbagai line up, sejak lebih dari dua dekade lalu. Namun sejauh ini tak terlihat fitur yang menonjol bahkan dalam perangkat andalan, seperti Signature Edition.
Perusahaan memang terus berusaha melakukan inovasi termasuk 3D dan layar melengkung. Sayangnya, hal itu tidak pernah memikat pasar, tambah McQueen.
Meski diprediksi tak akan mampu menggoyang dominasi Apple, Samsung dan Huawei di segmen atas, namun analis mencatat LG masih memiliki keuntungan di beberapa pasar terbesar, seperti AS. Larangan terhadap beberapa vendor China, seperti Huawei dan ZTE, membuat LG masih bisa mencuri pasar di tengah ketatnya persaingan ponsel di negeri Paman Sam.
Meskipun skeptic dan masih menjadi penggembira di segmen high end, McQueen mencatat varian Signature Edition bisa membantu untuk memandu arah dan strategi smartphone LG yang sejauh ini masih kedodoran.
“Hal itu memungkinkan untuk menetapkan patokan, guna mengukur di mana segmen yang bisa dimasuki LG, sekaligus menempatkan energi bagi perkembangan perusahaan masa depan”, pungkas McQueen.
Kategori : Berita Teknologi