Amerika Resmi Menarik Diri dari Kesepakatan Nuklir dengan Rusia
Berita hari ini – Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan penasehat keamanan Amerika Serikat John Bolton. Dilansir dari Al Jazeera pada Rabu, (24/10), pertemuan Putin dan Bolton dilakukan di tengah ketegangan isu nuklir kedua negara tersebut.
Rupanya Bolton menegaskan keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev 31 tahun yang lalu. Berbicara pada konferensi pers setelah pembicaraan pada hari Selasa, Bolton mengatakan, Washington ingin mundur dari perjanjian kontrol senjata nuklir dengan Rusia karena yakin Moskow telah melanggar perjanjian itu.
Dia juga mengatakan, bahaya ke Eropa bukan karena AS menarik diri dari Perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Alasan utama sebenarnya adalah Rusia diyakini telah mengembangkan rudal dengan kapasitas yang melebihi kesepakatan.

Tapi sementara menggarisbawahi perbedaan antara Rusia dan AS, Putin juga menekankan perlunya untuk mempertahankan dialog dengan AS (RFE)
Juga kemampuan Tiongkok sebagai masalah utama lainnya. “Perjanjian itu sudah ketinggalan zaman dan dilanggar oleh negara lain,” katanya. “Di bawah pandangan itu, tepat satu negara tertahan oleh INF – Amerika Serikat.”
Putin mengatakan, Rusia kadang-kadang terkejut dengan apa yang dia katakan sebagai tindakan tak beralasan yang diambil oleh Amerika Serikat terhadap Moskow.
Tapi sementara menggarisbawahi perbedaan antara Rusia dan AS, Putin juga menekankan perlunya untuk mempertahankan dialog. Ia mengatakan, kalau ia akan siap untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Paris selama peringatan yang menandai berakhirnya Perang Dunia I bulan depan.
Bolton mengatakan, dia yakin Trump akan menantikannya. Penting bagi Moskow dan Washington untuk fokus pada bidang-bidang di mana ada kemungkinan kerja sama timbal balik.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Moskow tidak ingin AS mengakhiri perjanjian INF karena tidak ada prospek untuk kesepakatan pengganti. “Merusak perjanjian dalam situasi belum ada petunjuk untuk kesekapatan pengganti adalah sesuatu yang tidak kami sambut,” katanya.
“Mundur dari kesepakatan itu terlebih dahulu dan kemudian mendiskusikan kemungkinan hipotetis, sementara untuk menyelesaikan sebuah perjanjian baru adalah sikap yang sangat berisiko,” kata Peskov.
(iml/JPC)