Pasca Serangan Ke Aramco, Minyak Mentah Menguat Lebih Tinggi Bersama Optimisme Ekonomi
Posisi perdagangan harga minyak mentah menguat setelah laporan serangan yang menyasar fasilitas produksi di Arab Saudi yaitu Aramco. Sebelumnya minyak mentah yang diperjualbelikan di Brent mampu menembus level harga 70,00 per barel. Sayangnya setelah kenaikan itu, harga mengalami koreksi menjadi lebih rendah.
Sementara itu hari Selasa ini (9/3) harga minyak mentah menguat sampai 0,73% di Brent menuju ke level harga 68,74. Lalu dipasar WTI AS minyak mentah mewakili kenaikan yang mencapai 0,63% menuju ke level harga 65,45. Sayangnya kenaikan harga minyak mentah saat ini tidak bisa tajam seperti yang terjadi pada 2019 ketiak ada serangan serupa. Untuk serangan kemarin, dinilai pasar tidak begitu besar seperti pada 2019 lalu.
Houthi Yaman memerintahkan drone untuk menyerang pusat industri energi Arab Saudi pada hari Minggu kemarin. Sementara itu Riyadh melaporkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam serangan drone tersebut. Meski begitu membuat pasar menjadi dalam bias risk off saat sesi perdagangan hari Senin kemarin.
Pasca serangan, harga minyak mentah menguat walaupun tidak ada kerusakan yang sangat signifikan pada fasilitas minyak Aramco. Kenaikan minyak mentah mendapatkan dorongan lebih ketika sebelumnya OPEC dan sekutu memutuskan tetap memangkas produksinya. Langkah ini tetap diambil walaupun harga energi saat ini sudah cukup tinggi.
Apalagi berdasarkan perkembangan terbaru, Senat AS telah meloloskan RUU dana stimulus fiskal 1,9T. Kemudian berikutnya RUU akan diambil suara di DPR AS pada Rabu besok. Dana itu diharapkan akan membantu ekonomi AS bangkit dan kembali meningkatkan permintaan minyak mentah untuk aktivitas industri dan ekonomi. Memang aksi harga yang terjadi saat ini sudah sesuai dengan apa yang diprediksi oleh banyak lembaga internasional seperti Goldman Sachs.