Minyak Mentah Turun Tipis, Masih Dalam Kenaikan Didukung Risk On Pasar
Tolak ukur energi baru-baru ini kembali mengalami penurunan dari puncak pergerakan dalam harian dan puncak pekan. Harga minyak turun tertolak dari level harga 39,65 menuju ke lebih rendah di 39,33. Penurunan terus bertahan sampai menjelang pembukaan sesi Eropa di hari Jumat ini (19/6). Tapi walaupun mengalami penurunan, secara harian minyak mentah hari ini dalam bias bullish sampai 0,83% dan sudah terpangkas dengan penurunan tersebut.
Sepanjang hari Jumat ini tampaknya tidak ada katalis utama yang menjadi penggerak pasar minyak mentah. Sehingga kenaikan minyak mentah hari ini terjadi karena adanya pembaruan arah sentimen risiko global. Walaupun hari-hari sebelumnya, energi sempat mengalami penurunan akibat banyak masalah. Kenaikan hari ini dikaitkan dengan harapan stimulus tambahan dari AS dan pernyataan hawkish yang disampaikan oleh pemerintah Jepang.
Pergerakan sentimen risiko hari ini juga tampak tidak memberikan respon atas lonjakan kasus virus Corona di beberapa negara utama di dunia. Saat ini ketegangan dua negara utama di dunia yaitu AS dan China juga kembali meningkat. Selain itu China-India dan Korut-Korsel terlibat perselisihan geopolitik yang sangat mengkhawatirkan.
Tapi itu semua mampu diredam dengan harapan stimulus ekonomi dari AS. Sayangnya tolak ukur risiko yaitu yield Treasury AS 10 tahun tampak belum menampilkan arah yang pasti. Yield Treasury bertahan di sekitar level 0,70% meski risiko terus naik turun.
Minyak mentah hari ini juga akan mulai fokus ke negara produsen energi. Irak diberitakan akan berkomitmen pada janji pemangkasan produksi. Sayangnya dilain sisi, OPEC+ dirumorkan tidak akan melakukan perpanjangan pemangkasan produksi energi. Pergerakan hari ini akan fokus ke dinamika risiko dan arah geopolitik kedepan. Data Baker Rig Hugh juga akan menawarkan peluang jangka pendek.