Prediksi UBS: Permintaan Franc Swiss Akan Meningkat
Permintaan investor untuk mata uang Swiss, Franc, yang sudah diperdagangkan pada level tertinggi lima tahun, akan meningkat karena perekonomian negara itu akan mengungguli yang lain selama resesi, prediksi ahli strategi di UBS Group AG.
Ahli strategi UBS Thomas Flury dan Gaetan Peroux dalam sebuah catatan kepada klien, mengatakan:
“Swiss memasuki resesi ini dengan kualitas kredit yang sangat baik, dan situasi kesehatan pandemiknya terkendali”.
Catatan itu menjelaskan, “Oleh karena itu ekonominya harus relatif baik dibandingkan dengan daerah lain.”
Dampak ekonomi dari penurunan lebih lanjut euro terhadap franc harus dibatasi, karena pariwisata Swiss dan banyak sektor ekspor sudah menderita dari penurunan aktivitas.
Hanya pada level 1,03 franc per euro ekonomi akan menghadapi konsekuensi yang lebih serius, kata UBS. Pasangan mata uang saat ini diperdagangkan di sekitar 1,052 franc.
Swiss National Bank mengatakan bulan lalu mereka menjual franc lebih agresif di pasar valuta asing untuk mendorong kembali terhadap apresiasi.
Mengingat kemungkinan pelemahan euro lebih lanjut, investor harus melakukan lindung nilai terhadap mata uang bersama, usul UBS.
Dan sebelumnya, beberapa waktu lalu, permintaan mata uang Euro melemah lebih panjang di sesi Asia hari Kamis ini (16/4) terhadap Dolar AS.
Saat menjelang pembukaan sesi Eropa hari ini, pasangan masih dalam bias bearish menuju ke level harga 1,0875. Padahal sebelumnya saat sesi dagang Amerika tadi malam, pasangan menerima pembalikan setelah terejeksi dari halangan utama teknikal MA 100 dalam jam.
Sampai saat ini para pelaku pasar dan investor global masih terus fokus ke ancaman resesi ekonomi global akibat pandemi virus Corona.
Kekhawatiran itu memaksa mereka untuk mengalihkan dan mengamankan dana ke aset safe haven salah satunya Dolar AS.
Kekhawatiran juga telah menyebabkan kontrak berjangka S&P 500 mengalami penurunan sampai 0,50%. Selain itu permintaan Euro melemah karena Dolar AS yang cukup mendominasi.