Larangan AS Pengaruhi Target Huawei Jadi Vendor Ponsel Nomor Satu Dunia
Jakarta, Wikimedan – Huawei dipastikan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi pembuat smartphone terbesar di dunia, tujuan yang awalnya ingin dicapai pada kuartal keempat pada tahun ini. Demikian seorang eksekutif senior Huawei mengungkapkan hal itu pada Selasa (11/6/2019).
“Kami akan menjadi yang terbesar pada kuartal keempat (tahun ini), tetapi sekarang kami merasa bahwa proses ini mungkin memakan waktu lebih lama,” kata Shao Yang, Chief Strategy Officer Huawei Consumer Business Group, tanpa menjelaskan alasannya.
Huawei saat ini menjual 500.000 hingga 600.000 smartphone sehari, kata Shao Yang dalam sebuah pidato di acara teknologi CES Asia di Shanghai.
Komentar yang dilontarkan oleh Shao Yang itu, muncul setelah Amerika Serikat memasukkan Huawei ke daftar hitam bulan lalu yang melarangnya melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS dengan alasan keamanan tanpa persetujuan pemerintah. Tindakan itu mendorong beberapa perusahaan teknologi global untuk memutuskan hubungan dengan Huawei, pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Perusahaan pada bulan Januari mengatakan bisa menjadi vendor smartphone terlaris di dunia pada akhir tahun ini bahkan tanpa pasar AS. Saat ini Huawei merupakan vendor terbesar kedua pada kuartal pertama, di belakang Samsung Electronics Co Ltd Korea Selatan, menurut perusahaan riset dan penasehat Gartner.
Analis memperkirakan sanksi AS baru-baru ini dapat mendorong pengiriman smartphone Huawei turun hingga seperempat tahun ini dan menyebabkan handsetnya menghilang dari pasar luar negeri.
Sebelumnya target Huawei untuk menjadi vendor nomor satu dunia, diprediksi tak akan sulit dicapai. Angka-angka penjualan yang diraih oleh Huawei memang mencengangkan.
Tahun lalu, Huawei mampu menjual sekitar 206 juta unit perangkat di seluruh dunia, naik dari 153 juta unit dibandingkan 2017. Momentum penjualan tersebut terus berlanjut pada Q1-2019. Vendor berlogo mirip bunga merah menyala itu, dilaporkan mampu mempersempit jarak ke Samsung pada akhir tahun dan mungkin mencapai tujuan yang paling ambisius pada 2020.
Menurut South China Morning Post, tidak kurang dari 59 juta smartphone Huawei dikirimkan antara Januari dan Maret 2019 di seluruh dunia, naik sekitar 50 persen dari proyeksi lembaga riset Q1 2018 di angka 39 juta.
Hasil itu seharusnya cukup untuk mempersempit kesenjangan antara perusahaan China dan Apple, karena sekitar 52 juta iPhone terjual secara global selama Q1 2018, sejumlah besar analis memproyeksikan penjualan iPhone menurun pada kuartal pertama 2019.
Peningkatan substansial Huawei dalam volume smartphone pada Q1 berkontribusi besar terhadap pendapatan keseluruhan perusahaan 179,7 miliar yuan atau setara Rp 377 triliun, mewakili peningkatan 39% tahun-ke-tahun.
Secara total, Huawei bisa menjual antara 250 dan 260 juta unit sepanjang 2019. Angka tersebut memang belum bisa menggeser tempat pertama perusahaan atas Samsung, tetapi itu mungkin mengisyaratkan pemimpin baru tahun depan.
Namun skenario yang sudah dibangun itu menjadi berantakan, saat AS mengembargo Huawei dengan alasan keamanan. Tuduhan yang selalu dibantah oleh Huawei karena tak pernah disertai bukti yang kongkret.