Monas Dibuka 24 Jam, Kawat Duri dan Bendera Tauhid Bertebaran
Wikimedan – Ribuan masa dari berbagai daerah, terutama di luar Ibu Kota mulai berdatangan masuk ke Jakarta. Mereka adalah orang-orang yang akan ikut dalam aksi reuni 212 di pelataran Monumen Nasional (Monas).
Bahkan, untuk menampung massa yang diprediksi bakal mencapai jutaan itu, Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas memperbolehkan peserta Reuni 212 menginap di kawasan Monas. Selain itu, lokasi wisata tersebut juga dibuka 24 jam.

Kepala UPK Monas Munjirin mengatakan, kebijakan ini hanya berlaku untuk satu hari. Sedangkan untuk Tugu Monas dan fasilitas kereta wisata tetap beroperasi pada jam operasional seperti biasa.
“Untuk hari ini kawasan Monas dibuka (24 jam). Kalau Tugu Monas ditutupnya normal, pukul 21.30 WIB mulai imbauan keluar,” ujar dia, Sabtu (1/12).
Namun, kali ini sengaja peserta reuni 212 diizinkan menginap di kawasan Monas karena acara akan dimulai pukul 03.00 WIB. “Makanya dibolehkan menginap, saya juga akan menginap,” ujar Munjirin.
Lebih lanjut, Munjirin menambahkan, pihaknya tak ada persiapan khusus dalam menghadapi aksi Reuni 212. Karena Monas sudah sering dipakai untuk aksi tersebut.
“Enggak ada persiapan khusus, sama saja seperti acara rutin biasa,” tandas Munjirin.
Pantauan di Kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat mulai dipenuhi para peserta Reuni 212 yang baru digelar besok (2/12). Selain para peserta, di pelataran Masjid Istiqlal juga tampak dipadati para pedagang. Mulai dari suvenir, hingga makanan dan minuman, semuanya berbaur jadi satu.
Salah satunya adalah pedagang bendera kalimat tauhid dan peci. Bendera yang sempat dibakar oleh oknum GP Ansor Garut, pada peringatan Hari Santri Nasional itu tampak terpajang rapi.
Salah satu pedagang yang ikut mengais rezeki di acara itu, Ibnu mengaku, dia sudah berjualan dari sore tadi. Menurutnya, tak ada yang melarangnya menjual bendera tersebut.
“Hampir di setiap ada aksi Islam, saya selalu menjual bendera tersebut. Enggak apa-apa kok,” ujar pria berusia 36 tahun itu.
Sementara itu, pantauan Wikimedan di lapangan, pada pukul 22.30 WIB, peserta telihat sudah banyak berdatangan masuk ke gerbang Monas Timur. Sementara di jalur utama Gerbang Monas di Taman Pandan, dekat Istana Negara dijaga ketat. Gerbang tersbut tidak dibolehkan peserta aksi melewati gerbang tersebut.
Mayoritas peserta tampak mengenakan atribut 212 hingga bendera bertuliskan kalimat tauhid, banyak di antara mereka ada pula yang memanfaatkan tenda-tenda panitia untuk beristirahat sejenak.
Namun, tampapk juga, barisan kawat berduri sepanjang jalur menuju Monas yang sudah dipasang oleh pihak kepolisian. Sementara di lokasi utama, di salah satu sisi utama Monas berdiri tiga panggung besar. Lengkap dengan sound system untuk digunakan orasi pada reuni tersebut.
Selain tiga panggung besar, terbentang beberapa karpet merah di sekitar panggung besar. Ada juga belasan tenda berwarna putih berukuran kecil tempat panitia menyiapkan logistik dan peralatan.
Salah satu rombongan peserta aksi Reuni Akbar 212 dari Kecamatan Pamarayam, Serang, Banten yang sudah tiba di lokas sekitar pukul 19.00 WIB mengaku ikut reuni karena sebelumnya sudah pernah ikut aksi serupa pada Desember 2016 lalu.
“Kami rombongan sebelas orang dari Serang Banten, naik kereta. Informasi ikut ke sini karena tau dari Facebook dan WA,” ujar santri Darul Firdaus Paramayan, Mahfudin.
Serupa dikatakan rekannya, Sugali mengatakan, kehadirannya di Monas tak lain untuk mengikuti seruan aksi bela tauhid. Dia bersama gabungan santri di Paryaman, Serang, Banten, itu karena ingin berjuang atas nama agama.
“Karena ada seruan, kami dari pondok pesantren beda-beda di Paryaman hadir di monas,” kata pemuda 20 tahun itu.
(wiw/JPC)
Kategori : Berita Nasional