Berita Nasional

1.000 Penari Semarakkan Malang Night Culture

Indodax


Wikimedan – Ada pemandangan berbeda di kawasan Simpang Balapan, Kota Malang, Sabtu (17/11) malam. Masyarakat berkerumun di sepanjang koridor jalan menuju ke jalan Ijen itu. Mereka tengah berkumpul untuk menyaksikan gelaran Malang Night Culture & Art 2018. 

Pada acara tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji hadir dengan gaya berbeda. Dengan mengenakan pakaian batik berwarna coklat, Sutiaji memasuki area acara dengan mengayuh becak dimana sang istri, Widayati berada di bangku penumpang. Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko bersama istri pun turut memasuki area acara juga dengan mengayuh becak.

Event yang digelar pertama kali ini menyuguhkan beragam atraksi. Setidaknya ada sebanyak 1000 penari dan pengrawit yang memeriahkan acara ini. Atraksi kerlap kerlip lampu malam hari pun menjadi tontonan menarik bagi seluruh masyarakat Kota Malang. 

1.000 Penari Semarakkan Malang Night Culture
Ribuan penari memeriahkan gelaran Malang Night Culture & Art 2018. (Fiska Tanjung/Wikimedan)

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, acara ini digelar dengan menggandeng Universitas Negeri Malang (UM). “Kami menghadirkan seribu penari dan pengrawit dengan koreografer Roby Hidayat dari UM,” ujarnya di sela-sela acara, Sabtu (17/11) malam.

Selain itu, juga ada puluhan jenis kesenian yang ditampilkan. Mulai dari patrol, keroncong campursari, wayang orang, tari beskalan, tari kendedes, tari dolanan, tari payung, tari topeng, jaranan, bantengan, macanan, barongan, barongsai leang leong, dan masih banyak kesenian yang lainnya. 

Tari beskalan pun menjadi tarian pembuka acara yang baru pertama kali digelar ini. Puluhan penari secara serempak menarikan tarian yang biasa ditampilkan sebagai pembukaan ini. 

Menariknya, pada gelaran ini, setiap penampilan tarian juga dibarengi dengan fashion show. Beberapa model mengenakan kostum yang menggambarkan tarian tersebut. Pada saat penampilan tari topeng misalnya, model mengenakan kostum dengan unsur topeng didalamnya. Mulai dari pakaian hingga aksesoris pendukung. 

Para penampil tersebut akan menghibur masyarakat dengan berjalan sekitar 100 meter mulai dari Simpang Balapan hingga Gereja Ijen.  

Ida Ayu berharap, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan seperti Malang Flower Carnival (MFC). Dengan demikian, Malang Night Culture and Art juga bisa menjadi referensi wisatawan asing untuk berkunjung ke Malang. Terkait target jumlah wisatawan, dia pun masih belum mengetahui, karena event tersebut baru pertama kali digelar. 

“Selama ini, dari seratus agenda Wonderfull Indonesia. Baru MFC yang masuk agenda di Kemenbudpar. Harapannya,  Malang Night Culture and Art juga masuk agenda tahunan. Sehingga pemerintah pusat bisa ikut membantu mempromosikan,” pungkasnya.

(fis/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *