Buat Para Fans, Coldplay Luncurkan Film A Head Full Of Dream
Wikimedan – Band rock alternatif asal Inggris merilis sebuah film dokumenter tentang perjalanan grup band tersebut ke seluruh dunia, mulai Rabu, (14/11). Uniknya, film yang diberi judul Coldplay: A Head Full Of Dream ini hanya bisa ditonton melalui bioskop dalam satu hari saja.
Film yang disutradarai Mat Whitecross ini banyak mengisahkan perjalanan band tersebut selama 20 tahun berkarya. Rekaman video yang didokumentasikan bahkan sejak sebelum 1998, di mana grup tersebut resmi dibentuk mampu dituangkannya dengan apik.
Film yang berdurasi kurang lebih dua jam ini mampu membuat para pecinta Coldplay memahami masa awal grup band terbentuk. Chris Martin yang pertama kali ‘jatuh cinta’ dengan Jonny Buckman lantas mengajak Guy Berryman dan terakhir Will Champion bergabung di band dikisahkan dengan apik.

Memulai gig kecil di sebuah ruang di London dengan penonton tak lebih 20 orang. Atau bahkan hanya penampil pertama di festival legendaris Glastonburry menjadi bagian dari cerita perjalanan band tersebut sebelum jadi sebesar saat ini.
Coldplay juga membuka tabir seorang Phil Harvey sang manajer yang disebut oleh Chris Martin sebagai anggota kelima band tersebut. Sosok Phil inilah yang kemudian dalam film disebut sebagai penjaga kewarasan grup saat keempat personilnya mulai kehilangan arah bermusik.
Kisah-kisah itulah yang kemudian dialurkan dalam konser tur keliling dunia A Head Full Of Dream yang juga menjadi judul album terakhir Coldplay dan rilis tahun 2016. Lagu-lagu yang dibawakan dalam tur, di mana 40 persen adalah nomor lama dari album-album sebelumnya diceritakan hingga latarbelakang dan proses pembuatannya, termasuk cerita-cerita penyedapnya.
Misalnya saja Yellow yang ada di album Parachutes tahun 2000. Bagaimana lagu tersebut menjadi tonggak kemunculan band dan terus terngiang menjadi lagu ‘wajib’ hingga saat ini. Ketika Chris menulis lirik dan kemudian sempat disanggah Guy dan Will. Seluruhnya diceritakan dengan kamera dokumentasi Mat sejak memutuskan mengikuti perjalanan Coldplay sejak awal.
Perjalanan Chris Martin yang sempat kalut ketika harus berpisah dengan pasangannya, Gwyneth Paltrow hingga mempengaruhi produktivitas bermusik pun diceritakan. Seperti dilansir Fajar.co.id (Jawa Pos Grup), secara visual dan audio, film ini terbilang komplit di mana ada gambar yang kualitasnya tak bagus lantaran diambil dengan kamera pita kaset namun ada juga gambar luar biasa yang diambil saat Coldplay memainkan konser A Head Full Off Dream.
Konser di album tersebut memang luar biasa, 115 tempat di seluruh dunia dimulai dari Buenos Aires hingga kembali ke lokasi tersebut di tahun berikutnya. Aksi panggung luar biasa hingga gelang LED yang menjadi penegas keikutsertaan fans dalam setiap aksi Coldplay tentu saja tidak meragukan bagaimana video yang diambil tim Mat menjadi sangat luar biasa.
Meski begitu layaknya sebuah dokumenter, banyak narasi yang harus diikuti penonton di sepanjang film. Mungkin tak jadi soal karena penonton terlanjur cinta pada Coldplay.
Sang sutradara, Mat mengatakan, film yang dibuat tersebut akhirnya diputuskan untuk tidak menyertakan keempat anggota band termasuk Phil dalam pemilihan gambar. Stok gambar mencapai 1000 jam harus dengan jeli dipilihnya untuk membangun sebuah alur cerita Coldplay sebenarnya.
“Kalau ada Phil atau Chris yang ikut, pasti mereka akan bilang tidak ketika ada perselisihan dan itu tidak baik untuk band dengan usia 20 tahun, kalau mengikuti mereka mungkin saya masih duduk di depan komputer mengedit hingga 5 tahun ke depan. Akhirnya, inilah film dari saya, orang di luar band yang mengikuti perjalanan mereka selama 20 tahun,” ungkap dia.
Secara garis besar, film tersebut cukup menarik dan memberikan banyak pemahaman baru bagi fans Coldplay. Bagi kalian yang belum sempat menyaksikan film ini secara premier di bioskop mungkin tak jadi masalah karena Coldplay bekerjasama dengan Amazon Prime Video akan melepas ke publik pada 16 November 2018 meski harus tetap berbayar langganan.
(met/JPC)
Kategori : Berita Nasional