ACT Salurkan Ribuan Paket Logistik untuk 8.000 Pengungsi Balaroa
[ad_1]
Wikimedan – Memasuki hari ke-11 pascabencana gempa dan tsunami yang mengguncang wilayah Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah, bantuan logistik untuk para korban terus disalurkan. Akses jalan yang terputus ditambah titik-titik pengungsian yang sulit terjangkau sama sekali bukan menjadi penghalang bagi para relawan.
Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan logistik kepada 8.000 pengungsi yang berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Palu. Menggunakan mobil pick up, para relawan membawa ratusan bantuan berisi makanan kepada para korban.
Akses jalan yang terputus menuju tempat pengungsian membuat tim harus mencari alternatif lain dengan melalui jalan yang kondisinya rusak dan menanjak. Debu yang menggulung dari jalan di tengah teriknya matahari pun menjadi teman setia yang harus dihadapi para relawan menuju titik pengungsian.
Selama hampir satu jam bergelut dengan sulitnya medan, akhirnya tim tiba di lokasi pengungsian di wilayah Duyu. Pada tempat itu, ratusan tenda pengungsi terlihat berjejeran. Para pengungsi yang membutuhkan bantuan pun langsung menghampiri tim relawan ACT.
“Hari ini bersama PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) memberikan 700 paket bantuan yang terdiri dari 300 paket beras dan 400 paket logistik,” kata Komandan Rescue ACT, Kusmayadi usai memberikan bantuan, Selasa (9/10).
Kusmayadi mengatakan setiap harinya relawan ACT terus menyalurkan bantuan kepada para korban di wilayah Sulawesi Tengah, utamanya di Kota Palu. “Titik penyebaran kami meliputi wilayah Palu Barat dan Selatan, dimana disitu meliputi 30 wilayah kelurahan dari 6 kecamatan,” ujar Kusmayadi.
Ia menuturkan penyerahan bantuan itu tak dilakukan setiap hari di satu tempat, melainkan dilakukan didistribusikan agar merata. “Kami hampir setiap hari mengirimkan tapi kami gilirkan dari masing-masing wilayah itu agar bantuan itu bisa merata dan memulihkan ekonomi yang ada saat ini,” ucapnya.
Lurah Duyu, Nurdin mengatakan pengungsi di wilayahnya yang terdiri dari 3.014 kartu keluarga dengan sekitar 8.000 jiwa masih sangat membutuhkan bantuan. Dia mengatakan, bantuan beras, susu hingga pampers bayi adalah hal yang paling dibutuhkan para pengungsi di tempat ini.
“Untuk beras ini, stok untuk dua hari kedepan memang sudah habis. Alhamdulillah hari ini mendapat bantuan sehingga stok menjadi terbantu,” ujar Nurdin sambil menyebut para pengungsi ini berasal dari wilayah Balaroa dan Duyu.
(rdw/JPC)
[ad_2]